Ada
macam-macam jenis teriakan. Teriak karena senang, takut, gelisah, cemas, sedih dan
teriakan meminta pertolongan saat mengalami perang, kecelakaan dll. Semua jenis
teriakan itu adalah expresi jiwa dan rasa seorang anak manusia terhadap situasi
diri dan sekitarnya. Amat biasa dalam hidup manusia.
Teriakan
roh-roh jahat dalam Injil hari ini adalah teriakan pengakuan tentang siapakah
Yesus sekaligus teriakan minta belaskasihan karena mereka sangat takut kepada
kemuliaan dan cahaya yang terpancar pada Sang Mesias ini. “Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di
hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah." (baca Mrk
3:7-12). Jatuh tersungkur. Roh jahat takut dan minta belas kasihan, agar Yesus
tidak menghukum dan mengusir mereka pergi. Tetapi Yesus meminta mereka keluar
dari orang-orang sakit itu dan pergi, sehingga semua orang yang dirasukinya,
dibebaskan dari kuasanya. Mereka semua sembuh. Tetapi Yesus melarang mereka
untuk tidak memberitahu identitas Yesus sebagai Anak Allah atau Mesias yang
dijanjikan dalam perjanjian lama. Setan pergi dari orang-orang sakit itu.
Mereka taat pada perintah Tuhan. Di hadapan Yesus setan tak berdaya sedikit
pun. Dari kenyataan ini kita dapat belajar bahwa kuasa Allah jauh lebih kuat
dari kuasa mana pun di dunia ini, baik di langit, di bumi maupun di bawah bumi.
Dengan nama Yesus semua kuasa roh jahat takhluk dan dikalahkan.
Demikianpun
persembahan diri Yesus untuk menyelamatkan manusia, Dia hanya melakukan satu
kali untuk selama-lamanya. Hal ini tidak seperti yang dilakukan oleh imam agung
dalam perjanjian lama. Mereka melakukannya berulang-ulang untuk diri mereka
sendiri dan untuk orang lain, tetapi Yesus dengan korban diri-Nya, Ia
melakukannya untuk keselamatan umat manusia. Korban-Nya sempurna selamanya dan
hal ini diulangi kembali oleh imam perjanjian baru melalui korban ekaristi yang
disyahkan oleh Yesus sendiri (bdk Ibr 7:7-12).
Sejak
kemenangan Kristus di kayu salib serta kebangkitan-Nya dari antara orang mati, roha-roh
jahat atau setan-setan terus menerus berteriak karena kekalahannya. Korban salib
diulangi kembali secara sempurna melalui korban ekaristi. Di dalam kurban ini
segala ujud kita diterima secara sempurna oleh Yesus Kristus sendiri. Dalam
kurban ini kuasa roh jahat tak punya tempat dan waktu untuk mempengaruhi kita,
sebab ia takut dengan kemuliaan Allah.
Dari
kesaksian para kudus, saat kita merayakan kurban ekaristi, Kristus mengulangi
kembali perjalanan salib-Nya dari rumah Pilatus hingga wafat-Nya di Golgotha. Saat
itu juga para malaikat dari surga hadir dalam kemuliaannya turut serta
mengawal, memuji dan menyembah kemuliaan Tuhan yang hadir. Karena itu ketika
kita selalu hidup dalam persatuan dengan Kristus, dalam ekaristi, kuasa roh
jahat tak berdaya untuk menantang kita.