Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Januari 02, 2017

MENYANGKAL YESUS = MENYANGKAL ALLAH BAPA !



Penolakan iman akan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat berulang kali terjadi dalam sejarah Gereja, sejak Gereja dibentuk pada zaman para rasul dan terus menerus terjadi sampai sekarang ini. Meski demikian Gereja tetap hidup dan berkembang, bahkan semakin pesat. Tuhan membiarkan semua bentuk tantangan itu terjadi agar jemaat Gereja Kristus bertumbuh semakin dewasa dalam iman, harap dan kasih kepada Tuhan. Tanpa tantangan Gereja tidak akan menjadi kuat. Karena itu sesungguhnya kita harus bersyukur dan berterima kasih kepada mereka yang melakukan semua itu. Tuhan Yesus sendiri dalam perumpamaannya tentang lalang tumbuh di antara gandum, dalam perumpamaan itu Dia mengatakan pemilik kebun gandum membiarkan lalang tumbuh bersama. Pada musim panen baru dipisahkan. Gandum dimasukkan ke dalam lumbung sedangkan lalang dimasukkan ke dalam api.

Namun St. Yohanes mengingatkan kita bahwa mereka yang menyangkal Yesus Kristus sama dengan menyangkal Allah sendiri. Konsekwensi dari penyangkalan itu jelas, ia menjadi lalang yang akan dibuang ke dalam dapur api.  Allah sendiri yang akan mengadilinya. Ditinjau dari pandangan ini, setiap pengikut Yesus Kristus tetap menunjukkan kwalitas imannya di tengah dunia dan tanpa rasa takut untuk mewartakan kabar gembira keselamatan itu. Kata Yohanes: “Barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa. Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa” (bdk 1 Yoh 2:22-28)

Di saat Yohanes Pembaptis mulai bekerja dan membaptis banyak orang di sungai Yordan, orang-orang Yahudi di kota Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang Lewi untuk bertanya tentang status Yohanes Pembaptis: “Siapakah engkau?”. Dengan terus terang Yohanes menjawab bahwa dia bukanlah Mesias, bukan juga Elia atau salah seorang dari nabi yang sedang ditunggu-tunggu. Dia hanyalah seorang yang berseru-seru di padang gurun, seperti nubuat Yesaya. Dia yang datang sesudah aku, itulah Dia; membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak” (bdk Yoh 1:19-28). Dengan pernyataan ini Yohanes menunjuk kepada Yesus yang sudah ada di tengah-tengah bangsa itu, yang tidak lama lagi akan mulai berkarya.

Semua orang Yahudi menunggu Mesias, sebab kedatangan-Nya sudah dinubuatkan ribuan tahun sebelumnya. Namun Dia tidak datang sebagai raja melainkan sebagai manusia biasa bahkan lahir di kandang hina, diungsikan ke Mesir dan tinggal di kampung Nasareth. Semua peristiwa hidup Yesus sudah dinubuatkan dan ini adalah kebenaran, kebenaran yang tak terbantahkan. Kisah-kisah perjanjian lama semuanya akan bermuara pada persiapan kedatangan-Nya. Pemenuhannya yaitu kedatangan dan karya-Nya dikisahkan oleh Perjanjian Baru. Dalam Yesus warta dan karya keselamatan Tuhan menjadi sempurna. Barangsiapa menolak Dia sama dengan menolak Allah.

Adhitz Ads