Penolakan
iman akan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat berulang kali terjadi dalam
sejarah Gereja, sejak Gereja dibentuk pada zaman para rasul dan terus menerus
terjadi sampai sekarang ini. Meski demikian Gereja tetap hidup dan berkembang,
bahkan semakin pesat. Tuhan membiarkan semua bentuk tantangan itu terjadi agar
jemaat Gereja Kristus bertumbuh semakin dewasa dalam iman, harap dan kasih
kepada Tuhan. Tanpa tantangan Gereja tidak akan menjadi kuat. Karena itu
sesungguhnya kita harus bersyukur dan berterima kasih kepada mereka yang
melakukan semua itu. Tuhan Yesus sendiri dalam perumpamaannya tentang lalang tumbuh
di antara gandum, dalam perumpamaan itu Dia mengatakan pemilik kebun gandum
membiarkan lalang tumbuh bersama. Pada musim panen baru dipisahkan. Gandum dimasukkan
ke dalam lumbung sedangkan lalang dimasukkan ke dalam api.
Namun
St. Yohanes mengingatkan kita bahwa mereka yang menyangkal Yesus Kristus sama
dengan menyangkal Allah sendiri. Konsekwensi dari penyangkalan itu jelas, ia menjadi
lalang yang akan dibuang ke dalam dapur api. Allah sendiri yang akan mengadilinya. Ditinjau
dari pandangan ini, setiap pengikut Yesus Kristus tetap menunjukkan kwalitas
imannya di tengah dunia dan tanpa rasa takut untuk mewartakan kabar gembira
keselamatan itu. Kata Yohanes: “Barangsiapa
menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga
memiliki Bapa. Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus
tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu
tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di
dalam Bapa” (bdk 1 Yoh 2:22-28)
Di
saat Yohanes Pembaptis mulai bekerja dan membaptis banyak orang di sungai
Yordan, orang-orang Yahudi di kota Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang
Lewi untuk bertanya tentang status Yohanes Pembaptis: “Siapakah engkau?”. Dengan terus terang Yohanes menjawab bahwa dia
bukanlah Mesias, bukan juga Elia atau salah seorang dari nabi yang sedang
ditunggu-tunggu. Dia hanyalah seorang yang berseru-seru di padang gurun,
seperti nubuat Yesaya. Dia yang datang sesudah aku, itulah Dia; membuka tali
kasut-Nya pun aku tidak layak” (bdk Yoh 1:19-28). Dengan pernyataan ini
Yohanes menunjuk kepada Yesus yang sudah ada di tengah-tengah bangsa itu, yang
tidak lama lagi akan mulai berkarya.
Semua
orang Yahudi menunggu Mesias, sebab kedatangan-Nya sudah dinubuatkan ribuan
tahun sebelumnya. Namun Dia tidak datang sebagai raja melainkan sebagai manusia
biasa bahkan lahir di kandang hina, diungsikan ke Mesir dan tinggal di kampung
Nasareth. Semua peristiwa hidup Yesus sudah dinubuatkan dan ini adalah kebenaran,
kebenaran yang tak terbantahkan. Kisah-kisah perjanjian lama semuanya akan
bermuara pada persiapan kedatangan-Nya. Pemenuhannya yaitu kedatangan dan
karya-Nya dikisahkan oleh Perjanjian Baru. Dalam Yesus warta dan karya keselamatan
Tuhan menjadi sempurna. Barangsiapa menolak Dia sama dengan menolak Allah.