Orang
bilang, semakin kita dibenci dan dimusuhi oleh karena kebenaran, iman, harap
dan kasih kepada-Nya kita semakin dimurnikan dan dikuatkan. Jika kita bertahan
di dalam tantangan itu hidup kita diselamatkan. Kata Yesus, suatu saat,
berbahagialah kamu jika kamu dibenci karena kebenaran, sebab milikmulah
Kerajaan Surga.
Dalam
Injil hari ini Tuhan Yesus dimata-matai oleh orang Farisi, apakah Dia menyembuhkan
orang pada hari Sabat? Kaum Farisi
merasa diri sebagai penjaga Taurat. Bagi mereka Taurat lebih penting dari cinta
kasih. Demi Taurat mereka mengabaikan segala bentuk hukum cinta kasih yang
harus diberikan kepada siapa saja yang perlu ditolong pada hari itu. Melanggar Taurat
sama dengan tidak masuk surga. Mereka kaku dan tidak berperikemanusiaan. Namun sayangnya
hukum itu keras kepada rakyat jelata tetapi tumpul kepada kaum menengah ke
atas. Sikap yang sangat tidak adil. Karena itu Yesus seringkali melawan mereka.
Hari ini Dia juga melawan mereka dan menyembuhkan orang yang sakit tangannya
dengan bersabda: Ulurkanlah tanganmu, maka tangan orang itu pun sembuh seketika itu juga (Mrk 3:1-6)
Tindakan
perlawanan ini sengaja dilakukan Yesus untuk mengajarkan:
1.
Hukum itu penting
tetapi manusia hidup bukan demi hukum, tetapi harus dipakai demi manusia.
2. Hukum Taurat tidak
bisa diterapkan pada segala keadaan. Dalam banyak kasus Yesus berhadapan dengan
orang-orang yang menderita. Mereka harus mendapat prioritas utama untuk
diselamatkan atau ditolong.
3.
Dalam hal-hal
khusus cintakasih lebih utama dari pada hukum.
4. Yesus adalah Anak
Allah yang diutus untuk menyelamatkan yang sakit dan berdosa. Jalan yang
dipakai-Nya adalah jalan benar demi keselamatan mereka ini.
Kitab
Ibrani hari ini berbicara tentang raja yang sejati dan imam yang sejati dalam
diri Melkisedekh. Melkisedekh dalam Kitab Kejadian adalah tokoh misterius. Datang
dan perginya sungguh misteri. Ia memberi berkat kepada Abraham dan kemudian
hilang begitu saja. Maka penulis Kitab Ibrani menyamakan kedudukan Melkisedekh dengan
Yesus Kristus. Menurut namanya Melkisedekh itu raja kebenaran dan menurut
kerajaannya ia adalah raja damai. Urutan dua nama ini penuh arti. Kebenaran mendahului
keselamatan. Karena ada kebenaran maka ada keselamatan. Keselamatan menimbulkan
damai. Jika kebenaran, keselamatan dan damai tercipta maka tak ada tempat bagi
hidupnya sang musuh jiwa raga manusia. Tak ada tempat bagi setan dan
kroni-kroninya untuk mengganggu manusia. (bdk Ibr 7:1-3.15-17)
Karena
itu bila kita ingin menemukan damai, maka carilah dahulu kebenaran. Kebenaran itu
adalah Tuhan sendiri. Jika hidup kita berada dalam kuasa kebenaran itu, maka
keselamatan pasti terjamin. Di mana ada keselamatan di sana tak ada musuh jiwa
raga. Mereka berada di bawah tumpuan kakimu!