Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Selasa, Januari 24, 2017

DARAH LEMBU DAN DOMBA TIDAK MENGHAPUS DOSA !



Di tengah kekristenan yang sedemikian kuat karena usianya sudah masuk abad 21 sudah seharusnya penghayatan dan praktek iman menurut cara perjanjian lama dalam hal yang satu ini, yakni persembahan binatang tidak dijalankan lagi. Menurut hemat saya, beberapa pandangan berikut ini yang menjadi alasannya:

Pertama, kita hidup dalam zaman perjanjian baru bukan perjanjian lama, kalau kita kembali ke perjanjian lama, ini ibarat anggur baru yang disimpan dalam kantong lama.

Kedua, “tidak mungkin darah lembu atau domba jantan menghapus dosa” (bdk Ibr 10:1-10) 

Ketiga, kalau kita sudah memiliki kurban sempurna, tak bernoda, kudus, untuk apa kita kembali memakai kurban yang tidak sempurna.

Keempat, dalam pengakuan iman, kita selalu mengatakan cara lama telah ganti telah diperbaharui (Tantum Ergo), namun dalam prakteknya kita tidak melakukannya, lama dan baru digabung saja, sesudah yang lama diikuti yang baru. Dualisme.

Tuhan Yesus hari ini mengajar kita tentang bentuk persaudaraan yang baru, persaudaraan sebagai anggota Kerajaan Allah. Ia menekankan tentang persaudaraan yang luas, yang tidak terikat kepada hubungan darah dan keturunan tetapi hubungan kasih di dalam kehendak Allah. “Saudara-Ku laki-laki dan perempuan, ibu-Ku adalah mereka yang melaksanakan kehendak Allah”. Tuhan menghendaki kita untuk membangun hubungan kekeluargaan yang luas, membangun jejaring dengan sesama sebagai satu keluarga Allah, yang melaksanakan kehendak Allah. Allah tidak memandang agamamu, bangsamu, sukumu, tetapi melihat kasih-Nya yang terwujud dalam tindakanmu yang sesuai dengan kehendak-Nya. kehendak-Nya yang utama adalah kasih. Kasih kepada-Nya dan kepada sesama. Di sinilah letaknya kebesaran jiwa kekristenan dalam Yesus Kristus. Kebesaran jiwa yang sifatnya universal, menjangkau segala bangsa, budaya dan agama (bdk Mrk 3:31-35)

Dari pengajaran di atas saya teringat akan lagu para malaikat ketika membawa berita gembira kelahiran Yesus: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." (Luk 2:14). Manusia yang berkenan kepada Allah adalah manusia yang melaksanakan kehendak-Nya, bukan manusia yang beragama, bukan yang pintar, bukan yang pandai bicara dan berkotbah, tetapi manusia yang melaksanakan kehendak Allah, manusia yang mencintai sesamanya sebagaimana Kristus mencintai semua orang dan yang telah mempersembahkan hidup-Nya di kayu salib untuk menebus dosa kita.



Adhitz Ads