Pada
zaman pesatnya kemajuan tehnologi dewasa ini sebaran kebencian jauh lebih
banyak, lebih cepat dan lebih kuat ketimbang masa-masa sebelumnya. Karena sebelumnya
sebaran berita hanya bersumber pada cerita lisan dan surat kabar serta televisi
dari dunia nyata, namun kini sebaran berita bukan hanya dalam dunia nyata
tetapi juga melalui dunia maya yang sering tidak terkontrol. Lewat dunia maya
ini dengan mudah manusia menghasut orang lain untuk melakukan kejahatan. Dunia maya sungguh
menjadi sumber kejahatan lebih dari kejahatan yang menimbulkan perang dunia
pertama dan kedua.
Kata
dunia menurut Kitab Suci bukan saja berarti bola bumi melainkan juga hal-hal
yang bertentangan dengan kehendak Allah, yakni kejahatan dan orang-orang yang
suka berbuat jahat dan mereka yang membenci sesamanya. Kalau dunia disebut membenci
kamu artinya yang membenci kita tidak lain adalah mereka yang hidupnya jahat,
yang bertentangan dengan kehendak Allah. Mereka membenci kita karena mereka tidak
suka pada kebenaran, kekudusan, kejujuran dan keadilan. Mereka hanya suka pada yang
jahat. Orang-orang yang suka pada hal-hal yang jahat adalah antek iblis atau
pengikut dari iblis. Kerjanya tidak lain memanipulasi dan membunuh kebenaran
demi tujuannya yang jahat.
Orang
yang suka membenci saudaranya, kata St. Yohanes adalah seorang pembunuh. Dalam diri
pembunuh tidak ada hidup kekal selain kematian abadi. Kematian abadi dan semua
yang hidup di dalamnya adalah milik iblis. Karena itu pada awal suratnya hari
ini Yohanes meminta kita agar kita hidup dalam kasih dan bukannya dalam
kebencian supaya kita memiliki hidup kekal itu (bdk 1 Yoh 3:11-21). Kasih kata St. Paulus bisa menutup segalanya
karena dari tiga kebajikan teologal yang kita terima dari Tuhan, kebajikan
kasih adalah kebajikan tertinggi. Sebab kasih itu adalah Allah sendiri dan
kasih itu abadi.
Yesus
Kristus datang mewartakan kasih Allah. Ketika Ia bertemu dengan Filipus, Ia
memanggilnya. Rupanya pertemuan ini menyenangkan maka Filipus memberitahu
Natanael tentang pertemuan itu. Awalnya Natanael meremehkan Yesus sebab kampung
asalnya cuma sebuah dusun yang tak punya reputasi apa pun dalam sejarah Israel.
Natanael tidak ingat bahwa dalam perjanjian lama seorang nabi pernah bernubuat:
“Mesias akan disebut orang Nasareth”. Akan tetapi ketika Natanael berjumpa
dengan Yesus, ia langsung bertobat dan mengakui imannya: “Rabi, Engkaulah Anak
Allah, Engkau Raja orang Israel”. Pengakuan ini sesungguhnya menjadi awal
pengakuan kita akan Yesus Kristus, yang kita terima sebagai Tuhan dan Juru
Selamat. Yesus adalah penjelmaan kasih Allah. Pengakuan ini sekaligus merupakan
kebenaran yang diwartakan para rasul kepada kita semua dan tetapi menjadi sumber
perbantahan bagi dunia. Karena itu dunia
akan selalu membenci kita !