Ada
satu alasan pokok yang membuat iblis, Lucifer sangat membenci manusia adalah:
ketika dia berbuat dosa, Tuhan mengutuknya dan tidak mengampuninya. Tetapi ketika
manusia berbuat dosa,Tuhan hanya mengusirnya dari taman Firdaus dan menjanjikan
pengampunan. Pengampunan itu menjadi nyata dan sempurna ketika Yesus Kristus diutus ke
dunia. Dosa manusia dibayar dengan harga yang sangat mahal yaitu dengan derita
dan darah-Nya yang tertumpah di kayu salib.
Bacaan
pertama Kitab Kejadian hari ini menggambarkan bagaimana manusia jatuh ke dalam
dosa. Iblis menggoda Hawa untuk memakan buah “pengetahuan yang baik dan yang
jahat”. Hawa pun jatuh. Hawa memberi buah itu kepada Adam dan Adam juga jatuh
ke dalam pelanggaran yang sama. Akibatnya mata keduanya terbuka dan menjadi tahu
bahwa mereka telanjang (berdosa). Pelanggaran ini membuat mereka jatuh dari
keadaan yang mulia kepada keadaan yang tidak mulia (telanjang), citra Allah ternoda dan tidak berharga
di mata Tuhan dan di mata satu sama lain. Keadaan seperti ini tentu tidak
menyenangkan, sebab mereka hidup jauh dari rahmat Tuhan dan jauh dari
kebahagiaan Firdaus (Kej 2:7-9;3:1-7)
Guna
memulihkan keadaan buruk ini Yesus pun diutus untuk memperbaiki nasib manusia melalui peristiwa inkarnasi = Allah menjelma menjadi manusia. Ia mengalami nasib
sama seperti manusia mulai dari lahir hingga wafat-Nya di kayu, dengan
pengecualian tanpa dosa. Tujuan kedatangan Yesus ini telah diketahui oleh
iblis. Maka sebelum Yesus mulai bekerja setan berusaha menghadang Yesus dengan
cara-cara yang amat elegan (Mat 4:1-11)
a. Setan menggoda Yesus
dalam hal makan minum sesudah berpuasa 40 hari 40 malam. Setan mengajak Yesus
pakai kuasanya untuk mengubah batu jadi roti. Setan gagal sebab Yesus
mengalahkan dia dengan memakai firman Allah: “Manusia tidak hidup dari roti
saja tetapi dari setiap sabda yang berasal dari mulut Allah”.
b.
Setan menggoda Yesus
agar terjun bebas dari bubungan bait Allah. Pada godaan ini setan gagal lagi.
Yesus dengan tegas mengatakan: “jangan engkau mencobai Tuhan Allahmu”!
c.
Godaan ketiga,
Yesus diajak naik ke gunung dan dari gunung itu setan memperlihatkan kepada-Nya
semua kerajaan dunia dengan segala kemewahannya. Setan mengajak Yesus
menyembahnya supaya Yesus menerima imbalan, memiliki semua itu. Tetapi dalam
godaan terakhir ini, Yesus dengan keras memberi perintah: “Enyahlah Iblis. Ada tertulis:
engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya kepada Allah saja engkau
berbakti”.
Ketiga
godaan ini termasuk dalam kelemahan pokok manusia, yaitu: pertama, lemah dalam hawa nafsu, kedua, lemah dalam pujian dan sanjungan serta ketiga, lemah dalam hal mencari kuasa dan nama besar. Semua godaan
ini dimenangkan Yesus. Ini awal dari kegagalan setan terhadap rencana
keselamatan Tuhan atas umat manusia. Ia tak pernah menang atas kuasa Ilahi. Puncak
kegagalan setan, ketika Yesus wafat di kayu salib dan darah-Nya tertumpah ke
bumi.
Ketika
merenungkan semua kebenaran ini St. Paulus berkesimpulan bahwa ada dua
kenyataan dalam hidup manusia. Pertama, oleh pekerjaan setan manusia penuh
dosa, tetapi kedua, oleh pekerjaan Yesus, Putera Allah, manusia penuh kasih
karunia. Paulus berkesimpulan: di mana dosa bertambah, di situ kasih karunia
berlimpah (Rom 5:12-19). Paulus bersyukur karena justru di situlah nyata
kerahiman Allah bagi umat manusia. Kita tidak bersyukur karena dosa tetapi
bersyukur bahwa meskipun berdosa Tuhan tetap mencintai manusia, citra-Nya!