Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Maret 12, 2017

PANGGILAN UNTUK MENIKMATI BERKAT-NYA !



Ketika menulis renungan ini saya teringat akan sebuah pepatah yang berbunyi: “Seperti mendapat durian runtuh”, yang artinya seseorang yang mendapat rejeki berlimpah tanpa usaha. Ibarat seseorang yang memiliki kertas undian berharga jutaan dollar, yang ketika diundi, di luar dugaannya ia memenangkan undian itu.

Begitulah kira-kira nasib Abram di tanah Uhr, Mesopotamia kala itu. Ia dengan istrinya Sara, sudah lanjut usia, tanpa anak dan tanpa kekayaan yang berarti. Suatu ketika tiba-tiba Abraham mendengar bisikan panggilan yang sangat kuat untuk meninggalkan negerinya. Panggilan itu disertai janji-janji yang menggiurkan, bisikan panggilan itu sangat kuat dan meyakinkan. “Engkau akan mendapat keturunan, banyaknya seperti bintang di langit, kekayaan berlimpah, namamu jadi masyhur dan engkau akan jadi berkat bagi segenap bangsa” (Kej 12:1-4a). Tanpa berdiskusi banyak dengan siapa-siapa selain istrinya Sara, mereka pun berangkat. Kobaran hati Abram dan Sara begitu kuat, mendorong keduanya untuk pergi dan mulai membangun harapan, semoga janji-janji itu terpenuhi. Janji-janji itu mereka jadikan sebagai doa iman bahwa DIA yang memanggil akan memenuhi jani-Nya.  Janji untuk menikmati berkat mendapat keturunan dan sebagainya itu tentu menggiurkan dan menggerakkan seluruh naluri kemanusiaan Abram dan Sara. Kemanusiaan yang rindu akan keturunan, kekayaan, legitimasi pengakuan publik serta menjadi berkat bagi orang lain.

Apa yang dijanjikan Tuhan kepada Abram telah menjadi kenyataan ketika terbentuknya suatu bangsa yang besar, menjadi bangsa pilihan Allah, dari keturunan Abraham. Bangsa ini telah terbentuk dengan keyakinan menjadi bangsa terpilih, terberkati dengan nama yang masyhur, kaya dan menjadi berkat bagi banyak bangsa. Kenyataan ini dikukuhkan lagi oleh kehadiran Yesus Kristus, keturunan Abraham, Isaak, Yakub dan Daud. Panggilan itu terus menerus terhubung dari keturunan ke keturunan, tak pernah terputus, meskipun ada banyak pencobaan dan tantangan. Tuhan yang memanggil Abram dan yang membaharui janji-Nya tetap berdiri sebagai Tuhan yang setia janji dan mahabaik. Janji-Nya tidak pernah dibatalkan oleh dosa-dosa para pelaku sejarah bangsa ini. Berkat-Nya selalu tersedia bahkan selalu diperbaharui. Abraham dan keturunannya harus menikmatinya.

Para murid yang dipanggil Yesus, sebagai keturunan Abraham perlu bahkan membutuhkan  pemenuhan untuk menikmati janji-janji itu juga. Untuk itu Tuhan Yesus mengajak mereka untuk menikmati pengalaman Tabor, di mana DIA berubah rupa, wajah-Nya berkilau-kilauan, heran, ajaib dan menakutkan. Kejadian ini menjadi pengalaman rohani yang amat kuat dan tak terlupakan bagi ketiga murid-Nya, Petrus, Yakobus dan Yohanes. Kemudian, ketiganya mengakui bahwa Yesus itu bukan manusia biasa, karena mereka telah mendengar sendiri kesaksian surga dalam suara yang bersabda: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." Pengalaman surgawi ini membuat Petrus secara tidak sadar mengatakan: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia”. Dengan kata lain, Petrus minta agar mereka menetap di situ. Pengalaman surgawi ini sungguh membahagiakan! (Mat 17:1-9)

St. Paulus bersaksi bahwa panggilan Tuhan itu kudus dan menyelamatkan. Dia memanggil bukan karena jasa kita melainkan melainkan berdasarkan kasih karunia-Nya, karena jasa Yesus Kristus (2 Tim 1:8b-10). Maka bila Tuhan memanggil Anda untuk melakukan pekerjaan-Nya, ikutilah panggilan itu dan DIA akan memberi jaminan berkat bagimu.  


Adhitz Ads