Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Jumat, Maret 03, 2017

BERPUASA, BERBAGI KEPADA YANG LAPAR !



Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik 1249 – 1253 menulis beberapa kewajiban bagaimana umat katolik secara bersama dan pribadi melaksanakan ibadat puasanya. Pedoman yang berisi kewajiban ini bertujuan menuntun kita untuk melaksanakan ibadat puasa dengan baik, membantu kita agar bisa masuk ke dalam diri sendiri, menilai diri apakah hidup kita masih berkenan pada Tuhan atau tidak, dan apakah kita sudah banyak berbuat baik kepada sesama ataukah belum.  Puasa 40 hari ini kita diajak agar memberi waktu lebih banyak untuk merenungkan kebesaran cinta Tuhan bagi umat-Nya, agar kita berusaha menata hidup dengan baik.  

Nabi Yesaya dalam bacaan pertama hari ini dengan keras mengeritik cara puasa umat Israel yang masih sibuk dengan kerja dan kerja sambil mendesak para buruh untuk melakukan kewajiban kerjanya. Para buruh  dipaksa untuk bekerja dengan cara kekerasan dan kelaliman, dengan marah dan berbantah, dengan memukul dan berkelahi dst. Ini cara puasa yang sungguh tidak berkenan di hati Tuhan. Puasa yang dikehendaki Tuhan adalah berusaha merendahkan diri, membuka belenggu kekerasan, melepaskan tali-tali kuk, berbagi menolong yang lapar dan menderita, dst....(bdk Yes 58:1-9). Sabda Tuhan melalui Yesaya ini tidak lain bertujuan mendorong kita untuk kembali menata hati agar setiap hari kita dapat berlaku baik dalam kata dan perbuatan, yang menyenangkan Tuhan dan sesama manusia.

Sekali waktu murid-murid Yohanes Pembaptis menjumpai Yesus dan bertanya, mengapa kami berpuasa dan murid-Mu tidak? Jawaban Yesus amat diplomatis. Ia mengumpamakan diri-Nya sebagai pengantin dan para murid-Nya adalah sahabat pengantin. Kehadiran Tuhan, sebagai pengantin dalam diri-Nya adalah kehadiran yang memerdekakan, yang membawa setiap orang boleh menikmati pesta damai, cinta dan kebahagiaan. Selama kebahagiaan itu dirayakan para murid tak perlu berpuasa, sebab akan waktunya bagi mereka untuk berpuasa. Selama Yesus hadir di tengah bangsa-Nya, Ia ingin membagi kebahagiaan kepada siapa saja yang datang kepada-Nya dan mendengarkan Dia (Mat 9:14-15).

Bangsa ini sesungguhnya bangsa yang lapar akan kebenaran, haus akan keadilan dan sedang mencari identitas diri, bagaimana menjadi bangsa terpilih yang berkenan kepada Allah, supaya segala mereka boleh bebas dari pelbagai belenggu kelaliman penjajah Romawi. Dalam pengajaran dan mujizat-mujizatNya, Yesus menunjukkan kepada mereka betapa Allah Abraham, Ishaak dan Yakub adalah Allah yang tidak pernah melupakan umat pilihan-Nya. Inilah puasa yang dilakukan Yesus, yaitu mengingatkan umat pilihan ini akan kesetiaan Allah kepada mereka. Dalam karya-Nya, Yesus terus menerus menunjukkan kebaikan Allah bagi umat-Nya. Yesus dan para murid berpuasa dengan cara berbagi cerita tentang Tuhan, berbagi kasih melalui mujizat-mujizat penyembuhan, pengampunan dan pembebasan-Nya.  

Kiranya selama puasa 40 hari ini kita pun bisa berbagi cerita tentang kebaikan Tuhan melalui tutur kata dan sikap hidup kita yang baik dan juga melalui tindakan nyata menolong sesama yang menderita dengan berbagi kasih.

Adhitz Ads