Salah
satu buku Perjanjian Lama yang mengisahkan pertolongan Tuhan yang ajaib adalah
Kitab Tambahan Daniel. Salah satu kisah yang amat menarik dari kitab ini adalah
cerita tentang keberanian “tiga pemuda” yang melawan perintah raja Nebukadnezar.
Ketiganya tidak mau taat kepada perintah raja supaya meninggalkan imannya dan
menyembah patung berhala. Mereka bersumpah lebih baik mati dari pada tunduk
pada perintah raja itu. Raja berang dan menyuruh para algoju untuk membuat
tanur api yang panasnya beberapa kali lipat dari yang biasa. Lalu ketiga pemuda
itu dibuang ke dalam tanur api itu supaya mati hingga menjadi debu tanah.
Namun
ketika mereka dibuang ke dalam tanur api itu, seorang pemuda bernama Azarya
berdoa: “Janganlah kami Kautolak
selamanya demi nama-Mu, dan janganlah Kaubatalkan perjanjian-Mu; janganlah
Kautarik kembali dari pada kami belas kasihan-Mu demi Abraham, kekasih-Mu, demi
Ishak, hamba-Mu dan demi Israel, orang suci-Mu, yang kepadanya telah
Kaujanjikan untuk memperbanyak keturunan mereka laksana bintang-bintang di
langit dan seperti pasir di tepi laut”..........(Tamb Dan 3:34-43). Inti doa
Azarya berupa:
1. Permohonan
menagih janji Tuhan kepada bapa-bapa bangsa Israel bahwa mereka akan menjadi
bangsa yang besar.
2. Permohonan untuk
meminta belaskasihan Tuhan agar tidak membatalkan janji yang telah
diucapkan-Nya kepada nenek moyang mereka, Abraham, Isaak dan Yakub.
3.
Permohonan serta
harapan agar Tuhan tidak mengecewakan mereka yang percaya kepada-Nya.
4.
Permintaan ampun
atas segala kesalahan mereka demi belaskasih-Nya dan melepaskan mereka dari
kematian demi kemuliaan nama-Nya.
Doa
yang diucapkan Azarya di atas sesungguhnya lahir dari keteguhan iman ketiga
pemuda ini, yang sejak awal penangkapan mereka menjadi hamba, mereka tidak mau
taat kepada perintah raja. Mereka hanya mengandalkan Yahwe dan kemuliaan-Nya yang
mengalahkan segala kuasa alam semesta dan segala kerajaan dunia. Dalam cerita
selanjutnya mereka diselamatkan dari tanur api itu.
Salah
satu kemuliaan Yahwe yang harus diyakini umat-Nya, adalah kerahiman-Nya yang
tanpa batas. Ia rela mengampuni dosa umat-Nya, sebesar dan sebanyak apapun dosanya,
kecuali kalau manusia itu murtad dan menolak DIA. Dalam pengajaran-Nya hari ini
Yesus mengajar para murid-Nya supaya mengampuni sesama yang berdosa bukan hanya
7 kali melainkan 70 kali 7 kali. Itu berarti 490 kali. Jumlah hari dalam setahun
hanya 365 hari. Kalau 490 kali berarti lewat dari setahun = tanpa batas (Mat
18:21-35). Pengampunan tanpa batas ini penting, sebab ia menjadi dasar utama
bagi terkabulnya doa-doa kepada Tuhan. Pengampunan itu wujud dari kasih tanpa
batas dan harapan untuk sesuatu yang lebih baik di hari esok serta mau
melupakan yang buruk di masa lalu. Maka doa yang berlandaskan iman, harap dan kasih
kepada Tuhan dan sesama adalah doa yang paling cepat dikabulkan.
Doa
Azarya dan serta kedua saudaranya yang lain itu adalah doa yang berlandaskan
tiga kebajikan teologal itu, yakni iman, harap dan kasih. Ia percaya akan
pertolongan Tuhan, ia berharap akan pembebasan dari Tuhan dan ia juga taat dan
hanya mengasihi Tuhannya. Berbahagialah orang yang percaya karena mereka akan
melihat mujizat-mujizatNya!