Ada
banyak tokoh dunia dan tokoh Kitab Suci yang harapan-harapannya terjawab
sempurna, bukan karena mereka itu hebat secara intelektual tetapi karena mereka
memiliki kecerdasan spiritual lebih dari pada orang-orang lain. Karena itu Danah
Zohar dan Ian Marshall yang menulis tentang pentingnya kecerdasan hidup, mereka
berkesimpulan: SQ – Spiritual
Intelligence is the Ultimate Intelligence = kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan tertinggi, yang membuat mereka bisa menjangkau segala kerinduan hati
yang baik.
Cerita
bacaan pertama hari ini Allah mengulangi kembali janji-Nya kepada raja Daud
saat usianya sudah lanjut. Daud memang ahli strategi dan perang, bukan karena
pendidikan tinggi tetapi karena pengalaman menjadi gembala. Namun lebih dari
itu sejak awal panggilannya, Daud selalu mengandalkan Tuhan. Baca saja ungkapan
imannya ketika ia berperang melawan Goliath: “engkau mengandalkan kekuatanmu tetapi aku mengandalkan Tuhanku” ! Kemudian
di saat Daud berusia lanjut, melalui nabi Nathan Allah berjanji: “Apabila umurmu sudah genap dan engkau
telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan
membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan
mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku
akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya”. Janji ini
sesungguhnya hanya ulangan dari janji-janji yang sudah disampaikan Tuhan
sendiri kepada Abraham, Isaak, Yakub dst.
Ketika mendengar nabi itu, Daud
mengimaninya dan kemudian terpenuhi secara sempurna melalui keturunannya hingga
lahirlah Yesus Kristus, yang juga terhitung
dari keturunan Daud.
Pada
pesta St. Yosef hari ini, cerita Injil mengisahkan keraguan Yosef untuk
memperistri Maria. Tetapi karena nasihat Tuhan melalui malaikat-Nya, Yosef
melakukan semua perintah itu dengan imannya. Walau cuma dikenal sebagai tukang kayu,
namun Ia percaya pada kata-kata malaikat bahwa buah hati Maria berasal dari Roh
Kudus dan buah hati itu harus diberi nama Yesus sebab DIA akan menyelamatkan
umat-Nya dari dosa mereka (Mat 1:16.18-21.24a). Tokoh Yosef dalam Perjanjian
Baru tidak ditulis secara detail, karena fokus para penulis Injil tertuju pada
tokoh utama YESUS KRISTUS !
Namun
setelah saya membaca tulisan yang berjudul Kisah Kehidupan Santo Yosef yang
ditulis oleh Sr. Maria Cecilia Baÿ, OSB, melalui ilham yang diterima dari tahun 1743 s/d
1766 dari Tuhan Yesus sendiri, sesungguhnya Yosef sudah dipersiapkan Tuhan
seperti Bunda Maria sendiri. Ayah ibunya bernama: Yakob dan Rachel. Keduanya mendapat
mimpi yang sama tentang anak yang akan dilahirkan yang kemudian mereka beri
nama Yosef. Waktu kecil Yosef sudah sering dikunjungi para malaikat dan Yosef
diberi karunia-karunia istimewa untuk melihat masa depan, terutama yang
berhubungan dengan dosa manusia dan segala penderitaan yang bakal dialami. Ia sering
dianiaya oleh setan tetapi imannya akan Yahwe tak pernah luntur. Ia teguh dalam
iman dan harapan akan janji-janji Allah melalui Bapa bangsa Israel. Setan tak
pernah sanggup mengalahkan dia. Meskipun ia pernah mengalami kekeringan rohani,
sebagai jalan yang dibiarkan Tuhan terjadi atasnya, Yosef tetap dipelihara
untuk kemudian menerima Maria dengan segala keadaan seperti yang diceritakan
dalam mimpi seperti yang ditulis Injil Mateus. Buku setebal 420 halaman itu
menyuguhkan cerita iman yang amat menarik tentang Yosef. Luar biasa. Rencana
Tuhan sungguh ajaib di dalam diri para pilihan-Nya.
Meskipun
Maria diberi karunia lebih tinggi dalam hal tak bernoda, namun peran St. Yosef
dalam keluarga kudus ini sungguh-sungguh mengagumkan. Tanpa dia keselamatan
keluarga kudus tidak bakal terjamin dengan baik, sebab setan selalu berusaha
menghalangi kehadiran Sang Penebus kita. Tetapi karena iman Yosef telah ditempa
sejak kecil, maka ia bertahan menjaga keluarga kudus sampai ia meninggal. Dia termasuk
keluarga Daud yang terberkati oleh Tuhan.