Bukan lagi menjadi
cerita baru di negeri ini, kalau masalah politik telah merusak banyak sendi
persaudaraan dan perdamaian antar saudara, keluarga, kelompok, suku dan agama. Demi
jabatan orang menggadaikan semua hubungan baik dengan membangun permusuhan melalui
“black campaign”, saling
menjatuhkan, menjual nama baik, berbohong dan melecehkan orang lain dengan
pelbagai cara yang menyakitkan hati dan menciptakan permusuhan. Ketika
persoalan seperti ini masuk ke ranah hukum karena saling melapor, yang melapor
mulai menyampaikan kesaksian palsu guna menjatuhkan lawannya. Perkara penistaan
agama dalam kasus Ahok yang kemarin sudah memasuki persidangan ke – 16, adalah salah
satu bukti bahwa politik telah merusak hubungan persaudaraan, demi uang,
jabatan dll.
Para musuh Yesus
menurut Injil Yohanes kemarin berusaha membunuh Yesus karena perkataan-Nya bahwa
Ia menyamakan diri dengan Allah. Dalam Injil hari ini (Yoh 5:31-47), sebagai
lanjutannya, Yesus membuat pembelaan tentang diri-Nya. Dia berusaha membuka
pikiran orang-orang Yahudi dengan mengatakan: bahwa kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri maka kesaksian-Ku
tidak benar, tetapi ada yang bersaksi tentang Aku, yaitu:
Pertama, Yohanes
Pembaptis dalam pewartaan-nya telah berulang-ulang mengatakan kesaksian-nya
tentang Yesus. “Dia yang datang sesudah aku, Dia itulah Mesias, membukan tali
kasut-Nya pun aku tidak layak”.
Kedua, Allah Bapa
sendiri pada saat Yesus dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis,
burung merpati turun atas Yesus dan saat itu terdengar suara dari langit yang
mengatakan: Inilah Putera-Ku terkasih, dengarkanlah Dia.
Ketiga, segala
pekerjaan ajaib (mujizat-mujizat), yang dikerjakan Yesus adalah pekerjaan yang
diserahkan Bapa kepada-Nya, pekerjaan itulah yang memberi kesaksian tentang
Dia, bahwa Dia diutus oleh Bapa.
Keempat, semua nubuat para
nabi dalam perjanjian lama, demikianpun kesaksian para bapa bangsa, termasuk
Musa, sudah sangat jelas semuanya terpenuhi dalam diri Yesus.
Musa telah
menuntun bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan kuasa Ilahi. Banyak
mujizat yang dikerjakan-Nya dan disaksikan oleh seluruh bangsa itu. Tetapi
ketika Musa pergi berpuasa di Sinai, hati bangsa itu berubah dan mulai
menyembah berhala dengan membuat patung lembu emas, mereka menyembah patung itu sambil
mengatakan: inilah Allah yang telah
menuntun engkau keluar dari tanah Mesir. Musa telah memberi kesaksian yang
benar tentang Allah dan kuasa-Nya tetapi orang-orang jahat dari bangsa itu membelokkan
hati dan pikiran bangsa itu untuk menyangkal semuanya. Penulis Kitab Keluaran
melukiskan kemarahan Allah yang hendak membinasakan bangsa itu, tetapi Musa
berdoa memohon pengampunan-Nya. Allah mendengarkan Musa dan membatalkan rencana
pemusnahan itu. Peristiwa-peristiwa ini menunjukkan bahwa kesaksian Musa itu
benar. Allah mendengarkan dia (bdk Kel 32:7-14).
Kesaksian Musa
tentang Allah yang merencanakan keselamatan atas umat-Nya kemudian terwujud
nyata dan sempurna dalam perutusan dan karya-karya Yesus. Empat kesaksian yang
saya sebut di atas juga menunjukkan kebenaran kesaksian Yesus. Semua kesaksian-Nya
benar. Semua orang yang menolak Yesus dan kesaksian-Nya adalah orang-orang yang
belum membuka hatinya untuk percaya kepada-Nya. Jika kelak Ia datang lagi sebagai
Raja yang mengadili barulah orang-orang itu akan terbuka matanya dan melihat,
siapakah yang memberi kesaksian paling benar tentang Allah dan karya-karya-Nya.
Politik, uang,
jabatan, atau pun kekayaan lainnya hanyalah kegembiraan sementara, janganlah
semua itu dipakai untuk merusak kasih persaudaraan kita dengan membuat
kesaksian yang palsu tentang sesama. Lakukan yang benar agar keselamatan abadi
dapat dicapai dalam kemenangan bersama DIA !