Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Sabtu, Maret 11, 2017

MENJADI UMAT YANG KUDUS !



Cita-cita utama yang dibangun oleh setiap keluarga kristiani sejak awal berdirinya Gereja Kristus oleh para rasul adalah cita-cita menjadi kudus. Cita-cita itu terus menerus dipertahankan hingga hari ini bahkan selamanya. Dalam kenyataannya kita lihat bahwa umat kristiani selalu memelihara hidupnya dengan menerima sakramen-sakramen. Mulai dari sakramen pembaptisan hingga sakramen orang sakit. Tujuan pemberian dan penerimaan sakramen-sakramen ini tidak lain dari pada usaha memelihara cita-cita menjadi umat yang kudus.

Cita-cita menjadi kudus ini adalah warisan hidup dari perjanjian lama. Musa dalam Kitab Ulangan dalam bacaan pertama hari ini menegaskan kembali akan pentingnya hidup yang berpegang teguh pada sabda Tuhan, yang terwujud dalam ketaatan untuk mengikuti ketetapan, perintah serta peraturan-Nya. Sebab Tuhan sendiri telah mengangkat bangsa Israel untuk menjadi bangsa yang terpuji, ternama dan terhormat. Hal-hal ini merupakan prasyarat utama dalam memelihara kekudusan itu (bdk Ul 26:16-19). Dalam perjalanan bangsa ini kita lihat bahwa segala penderitaan dan pencobaan terjadi ketika mereka mengingkari cita-cita ini dan berlaku curang serta tidak setia di hadapan Tuhan. Penderitaan dan pencobaan itu dapat dipulihkan bila mereka bertobat.

Tuhan Yesus dalam Injil hari meminta para murid-Nya supaya menjadi sempurna dan kudus seperti Bapa di surga, dengan cara: mengasihi dan mengampuni musuh, mendoakan orang-orang yang menganiaya mereka. Tindakan-tindakan ini tentunya sangat berlawanan dengan hukum lama, mata ganti mata, balas dendam dsb. Yesus menganjurkan para murid untuk berbuat lebih dari orang-orang lain, tidak sama seperti para pemungut cukai dan pendosa lainnya. Mengapa? Argumentasi Yesus: kalau para murid melalukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang berdosa, maka mereka tidak memiliki kwalitas hidup yang lebih baik (Mat 5:43-48).

Memelihara dan mengejar cita-cita kekudusan tidak hanya terjadi melalui usaha yang biasa-biasa seperti yang dilakukan para pendosa, tetapi menuntut suatu kesaksian hidup yang lebih berkualitas, lebih berbobot, yang sifatnya martyria =  penuh rasa tanggung jawab, berkorban dan rela memikul salib. Kehidupan Kristus sendiri, meskipun Ia adalah Tuhan, namun hidup dan tanggung jawab karya-Nya jauh lebih berat dari semua manusia biasa di bumi ini. Hakekat hidup sebagai pengikut Kristus adalah membawa semangat Kristus dalam hidupnya, dalam kata dan perbuatan, dalam hidup dan karya. Suatu hakekat yang dilakukan bukan saja untuk keselamatan diri sendiri tetapi keselamatan banyak orang lain, segenap umat manusia.   




Adhitz Ads