Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Maret 27, 2017

PERGILAH ANAKMU HIDUP !



Suatu ketika pastor Yohanes don Bosko dipanggil oleh salah seorang anggota keluarga dari seorang kaya di kotanya. Orang kaya itu sakit berat dan meminta pastor bersangkutan untuk memberinya sakramen minyak suci, karena ia merasa diri sebentar lagi akan menghadapi ajalnya. Sementara itu minggu sebelumnya pastor Yohanes don Bosco ini sedang galau dalam doa karena tidak bisa melanjutkan pekerjaan kapel Maria-nya akibat kekurangan dana. Pada saat ia dipanggil untuk melayani pemberian sakramen orang sakit itu, ia berdoa dalam hatinya agar orang kaya itu mendapat mujizat penyembuhan.

Setelah memberikan sakramen minyak suci kepada orang kaya itu, pastor Yohanes don Bosco mengatakan: “Bapak tidak akan mati, besok sudah bisa bangun dan berjalan”. Orang kaya itu menantang pastor Yohanes dan bertanya: “bagaimana kalau saya mati?”. Pastor itu tidak menjawab bahkan sebaliknya bertanya: “bagaimana kalau bapak tidak mati”? Setelah tiga empat kali keduanya bolak balik bertanya seperti itu, akhirnya orang kaya itu menjawab: “Kalau saya tidak mati, saya akan datang sendiri kepadamu dan membawa sumbangan untuk menyelesaikan pembangunan kapel Bunda Maria!”. Mendengar pernyataan itu pastor Yohanes don Bosco langsung mengatakan: “besok saya tunggu bapak di biara!” lalu pulang.

Keesokan paginya orang kaya itu bangun dengan segar bugar seperti tidak mengalami sakit sedikitpun. Sebelum makan siang, ia memenuhi janjinya kepada pastor Yohanes don Bosco, ia pergi ke biara sambil membawa sumbangannya. Dalam hati dia bersyukur bahwa Tuhan masih memberinya kesempatan untuk hidup, padahal dokternya sudah mengatakan bahwa harapan hidup baginya hanya tinggal 15%. Pada masa itu obat-obat kedokteran serta perlengkapan di rumah-rumah sakit memang belum memadai seperti pada zaman ini. Kalau seseorang mengalami sakit TBC seperti orang kaya itu, pasti saja orang itu akan mati.

Anak dari seorang pegawai istana di Kapernaum mengalami sakit berat dan sedang mengalami  sakratmaut. Ia bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Ketika dia mendengar bahwa Yesus sedang dalam perjalanan dari Yudea menuju Galilea, ia segera mengendarai kudanya dan pergi menjumpai Yesus. Ia ingin mengundang Yesus datang ke rumahnya di Kapernaum. Setelah iman pegawai istana ini ditantang Yesus, ia memohon dengan penuh iman agar Yesus segera datang ke rumahnya, sebab anaknya hampir mati. Mendengar permintaan penuh iman itu Yesus berkata kepadanya: Pergilah, anakmu hidup! Pegawai istana itu pulang dan menyaksikan mujizat penyembuhan sudah terjadi atas anaknya dan menurut laporan hamba-hambanya kesembuhan sudah terjadi kemarin. Pegawai itu teringat bahwa pada jam itu Tuhan Yesus berkata kepadanya: pergilah anakmu sembuh! Iman perwira itu luar biasa. Kuasa Yesus juga luar biasa, semuanya bekerja melampaui waktu dan jarak. Perjumpaan itu menjadi pertemuan iman yang menghasilkan mujizat (bdk Yoh 4:43-54)

Nabi Yesaya dalam bacaan pertama bernubuat bahwa pada waktunya tidak akan terjadi lagi tangisan dan bunyi erang di Yerusalem, sebab Yahwe akan menciptakan Yerusalem yang baru, penuh sorak sorai dan kegirangan. Umat Allah akan menyaksikan orang-orang yang lanjut usia dan pertanian yang subur. Nubuat ini kemudian terpenuhi pada zaman kedatangan Mesias, yaitu Yesus Kristus, sebab kehadiran-Nya telah menimbulkan banyak sorak sorai di antara umat sebangsa-Nya, baik oleh sabda penghiburan-Nya maupun oleh pelbagai mujizat yang dikerjakan oleh-Nya (Yes 65:17-21).

Iman dan harapan kita tidak akan pernah menjadi sia-sia, jika kita hidup teguh di dalam keyakinan bahwa Tuhan mengasihi kita dan siap mendengarkan setiap permohonan kita kepada-Nya, dalam keadaan baik atau pun tidak. Sebab Allah itu setia pada janji-Nya dan selalu berbelaskasih pada umat-Nya. Semua itu telah terjadi secara sempurna ketika Yesus Kristus rela menjalani karya penebusan-Nya, dengan rela menderita dan disalibkan demi seluruh bangsa manusia.

Adhitz Ads