Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Sabtu, Maret 04, 2017

YESUS ITU KEBENARAN, BUKAN OMONG KOSONG !



Pancasila telah dijadikan dasar negara Republik Indonesia karena para pendirinya ingin membangun semangat persatuan di atas keanekaragaman agama, budaya, suku dsb. Mereka menyadari bahwa negara yang terdiri atas pulau-pulau ini tidak mungkin dipersatukan tanpa Pancasila. Di dalam sila-silanya, sila Ketuhanan ditulis paling pertama, karena para pendiri itu yakin bahwa setiap agama yang dianut oleh para pemeluknya memiliki kebenaran masing-masing tentang Allah yang disembahnya, dan kebenaran itu harus dihargai oleh siapa pun dan dari golongan manapun.

Orang Kristen, seperti juga agama lain, memiliki kebenaran akan Allah yang mahakuasa dan maharahim. Tetapi selanjutnya kekristenan mengajarkan bahwa demi kerahiman dan kemurahan-Nya, Allah telah rela mengutus Yesus Kristus, Putera-Nya, untuk menebus dosa manusia. Kebenaran ini diajarkan para murid-Nya sendiri, yaitu para rasul, atas dasar kesaksian mereka tentang sejarah kehidupan Kristus dan karya-karyaNya. Mereka bukan hanya mengajar tentang-Nya tetapi juga menulisnya. Hasil tulisan itu kita pakai sebagai Kitab Suci Perjanjian Baru. Kitab ini adalah kitab kebenaran, dasar utama ajaran Kristiani. Semua yang ditulis tentang Yesus di dalam Kitab itu, sejak lahir hingga naiknya ke surga adalah kebenaran, bukan dongeng atau cerita fiktif. Orang-orang atheis yang pernah menyangkal kebenaran ini, berdasarkan suatu penelitian ilmiah mereka, akhirnya juga mengakui bahwa Yesus itu sejarah, Dia adalah Tuhan.

Nabi Yesaya mempunyai nasihat bagus hari ini. Salah satunya saya kutip berikut ini: “Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang mengatakannya” (Yes 58:13-14). Nah, bila berkata omong kosong atas sebuah kebenaran Ilahi adalah sebuah bentuk penyangkalan sekaligus penghujatan. Dalam banyak pengalaman, resiko dari perbuatan ini adalah mendapatkan kebalikan dari janji di atas, yaitu tidak akan berada dalam kemenangan dan tidak akan mendapat milik pusaka Yakub. Sangsi yang berat bagi umat Israel dan semua yang percaya akan Allah.

Orang Farisi dan ahli Taurat percaya akan kerahiman Allah. Mereka percaya Allah rela mengampuni orang berdosa. Akan tetapi ketika Allah, dalam Yesus Kristus,  menunjukkan kerelaan pengampunan melalui pendekatan personal dengan makan bersama para pendosa, mereka menolak dan mencibir Yesus. Jawaban Yesus membuat mereka tak berkutik: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat." (Luk 5:31-32).  Satu kebenaran ini yang ditunjukkan Yesus di sini adalah, Ia datang untuk menyelamatkan manusia yang sakit dan berdosa. Yesus datang untuk semua orang.

Bila Gereja terus semakin membuka pintu lebar-lebar untuk menerima siapa saja yang berdosa dan ingin kembali ke jalan keselamatan, ini adalah kebenaran. Semoga para pendosa juga sadar akan rahmat belaskasih ini dan mau datang kepada Tuhan guna mendapatkan kesembuhan lahir dan batinnya yang terluka akibat dosa. Semoga juga negeri ini tetap terbuka, mempertahankan Pancasila, guna memberi perlindungan kepada semua anak bangsa yang ada di dalamnya. Amin   

Adhitz Ads