Jika kita secara teliti
membaca satu persatu riwayat para kudus dalam Gereja Katolik, satu hal yang
dapat kita simpulkan dari keyakinan iman mereka akan Tuhan adalah: jalan Tuhan adalah
jalan berkat dan kehidupan. Karena itu sepahit apapun tantangan yang mereka
hadapi dalam kehidupannya, dalam misi dan pelayanannya, semua itu mereka maknai
sebagai jalan menuju berkat dan kehidupan. Mereka tidak takut menghadapi semua
tantangan itu bahkan mereka bersyukur bahwa mereka diperkenankan Tuhan untuk
merasakannya sebab mereka yakin hidup mereka justru akan disempurnakan di dalam
tantangan dan penderitaan itu. Dua orang kudus di abad 21, yaitu St. Yohanes
Paulus II dan Mother Theresa juga bersaksi bahwa jalan Tuhan sungguh jalan
berkat dan kehidupan.
Musa, pemimpin pembebasan
umat Israel dari negeri Mesir, di hadapan bangsanya sendiri memberi kesaksian
sekaligus peringatan supaya bangsa ini sungguh-sungguh mau mencintai Tuhan dan
hukum-hukum-Nya. Sebab dalam hidup ini hanya ada dua pilihan: berkat atau
kutuk, keberuntungan atau kecelakaan. Jika mereka menginginkan berkat, hukum
Tuhan harus dijalani, jika tidak maka mereka akan berhadapan dengan kutukan dan
kebinasaan (Ul 30:15-20). Musa amat mencintai bangsa ini sebab ia telah
dipanggil Tuhan untuk membebaskan mereka dari penindasan di Mesir. Dalam
perjalanan yang sedemikian melelahkan di padang gurun ia sendiri telah bergulat
dengan pelbagai pencobaan yang berat akibat ketegaran hati bangsa Israel. Namun
ia bertekun dalam tugasnya yang berat itu. Maka sebelum ia wafat ia minta agar
bangsa Israel mau memilih ketaatan dan kehidupan.
Kristus Yesus sendiri datang dari Allah. Dia tahu apa
yang ada di dalam Kerajaan Bapa-Nya surga. Tugas perutusan-Nya bukanlah tugas
yang gampang, walaupun Ia sendiri diperlengkapi dengan kuasa yang luar biasa.
Dalam menjalankan tugas itu, Yesus harus taat pada kehendak Bapa-Nya bukan saja
demi diri-Nya sendiri, atau demi kemuliaan Allah Bapa-Nya saja, tetapi terutama
demi cinta dan keselamatan segenap umat manusia. Dalam Injil hari ini dengan
jelas Yesus mengungkapkan rahasia perutusan-Nya yaitu, Ia akan menanggung
banyak penderitaan, ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli
Taurat, dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Karena itu setiap orang yang
mau mengikuti Dia harus memikul salibnya setiap hari (Luk 9:22-25). Rahasia ini
adalah jalan Tuhan, jalan menuju keselamatan. Jika para pengikut-Nya harus
kehilangan nyawanya demi nama-Nya, maka mereka akan menyelamatkan
nyawanya..................... Jalan ini memang menakutkan tetapi bila kita
setia pada pilihan ini, maka kita akan menyelamatkan nyawa kita dan masuk dalam
keselamatan-Nya.
Menjadi martir dalam Gereja adalah pilihan terburuk,
sebab mereka akan berhadapan dengan penangkapan, penganiayaan, pedang dsb.
Pilihan terburuk ini justru menjadi jaminan terbaik untuk menikmati hidup
kekal.