Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, Maret 08, 2017

MEREKA SEMUA BERBALIK DARI KEJAHATANNYA !



Pada zaman hidupnya pastor Yohanes Maria Vianney, kota kecil Ars, wilayah Perancis, termasuk sebuah kota yang moralnya bobrok. Di kota ini ada pesta pora, perjudian, pelacuran dll. Umat katolik di kota ini, pada masa itu sungguh hidup jauh dari Tuhan, sebab hampir tak ada doa, ekaristi Minggu diabaikan, pengakuan dicuekin. Kesenangan mereka adalah hidup dalam dosa. Para pastor yang bekerja di situ umumnya tidak bertahan lama karena mereka tidak sanggup berhadapan dengan umat yang masa bodoh dengan hal-hal rohani dan pendidikan yang baik. Tetapi ketika pastor Yohanes Maria Vianney diutus ke situ, segala hal yang sulit akibat kejahatan yang ada, perlahan-lahan diatasi dan kemudian semuanya berbalik kepada Tuhan. Kuncinya pada doanya yang tekun dan keberaniannya untuk mengungkapkan segala kebobrokan masyarakat itu dalam kotbah-kotbahnya.

Nabi Yunus dalam bacaan pertama hari ini diutus Tuhan untuk menyampaikan pesan pertobatan bagi penduduk kota Niniwe. Dengan keras dan tajam ia mengatakan 40 hari lagi kota ini akan ditunggangbalikan,  jika mereka tidak bertobat. Mendengar warta itu semua penduduk kota itu dari yang kecil hingga rajanya, mengenakan kain kabung, menyirami kepalanya dengan debu lalu berpuasa, berdoa dan bertobat. Puasa dan doa masal ini sungguh menghasilkan rahmat pengampunan dari Tuhan. Ungkapan pengampunan dijelaskan penulis Kitab nabi Yunus dengan mengatakan: “Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya” (Yun 3:10). Puasa dan doa sungguh menggerakan penduduk Niniwe untuk bertobat dan membaharui diri, pertobatan mendatangkan pengampunan. Setelah itu mereka mulai secara baru, hidup dalam ketaatan pada hukum-hukum Tuhan.

Sebaliknya orang-orang Israel pada zaman Yesus sudah diracuni oleh sikap sombong dan tidak mau mendengar apa yang diwartakan Tuhan Yesus, sebaliknya mereka menuntut Yesus untuk memberi tanda tetapi Yesus menolaknya (bdk Luk 11:29-32). Ketegaran hati yang disebabkan oleh sikap sombong tidak pernah menghasilkan pengampunan, sebab dalam kesombongan tak ada tobat. Tobat sesungguhnya menjadi prasyarat utama untuk mendapat rahmat belaskasih Allah. Kita percaya Allah maharahim, namun kerahiman itu baru bisa bekerja kalau ada sesal dan tobat dalam hidup.

Berbalik dari kejahatan dan menata hidup secara baru itulah tujuan yang hendak dikejar dan dicapai dalam masa prapaska ini. Kalau tujuan ini tidak tercapai maka sia-sialah puasa, doa dan pantang kita. Amin

Adhitz Ads