Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Maret 26, 2017

PERBUATAN TERANG & GELAP !



Ia telah mengabdi berpuluh-puluh tahun di tempat itu, desa yang paling terpencil di ujung barat di sebuah pulau. Ketika guru-guru lain sudah bergantian datang dan pergi karena perpindahan, dia dan istrinya, tetap saja mengabdi di tempat itu, karena memang keduanya telah jatuh cinta dengan tempat itu. Walaupun selama bekerja di situ mereka mengalami banyak tantangan dan pencobaan tetapi pasangan suami istri guru ini tetap saja setia bekerja dan melayani penduduk desa itu. Para murid hasil didikan mereka telah banyak jadi orang dan mendapat pekerjaan baik. Jika mereka ini pulang ke desa itu untuk berlibur, mereka selalu datang ke rumah bapa dan ibu guru bersangkutan untuk menyampaikan terima mereka sambil membawa ole-ole apa saja. Mereka bersaksi bahwa bapa dan ibu itu adalah guru terbaik yang tak akan pernah mereka lupakan jasanya, sebab kehadiran keduanya telah membuat mereka berubah dan selalu berjuang menjadi orang baik dan tekun mengejar cita-cita. Bapa dan ibu guru ini setiap malam  mengunjungi rumah-rumah keluarga di desa itu untuk memberi motivasi bagaimana bekerja guna mencapai hidup baik dan sukses, sambil mendorong masyarakat untuk menanam sebanyak mungkin tanaman perdagangan. Hasilnya dapat dijual guna membiayai pendidikan anak hingga perguruan tinggi.

Desa yan terpencil itu telah menghasilkan  ratusan sarjana. Kebanyakan dari antara mereka bekerja di pelbagai kota di mana mereka merantau dan meraih pendidikan tinggi. Sedangkan yang kembali ke desanya, mereka tidak kembali begitu saja melainkan bekerja memajukan desanya dengan memanfaatkan ketrampilan dan ilmu yang telah mereka dapatkan. Karena itu walaupun desa mereka letaknya terpencil tetapi kemajuan dalam hal pertanian, perdagangan dan pendidikan serta kesehatan jauh lebih baik dari desa-desa lain di pusat kecamatan atau di pusat-pusat kota. Semua itu tidak lain karena kehadiran pasutri guru, pak Wens dan ibu Lusia, demikian namanya, yang sudah lama mengabdi di situ telah memberi mereka motivasi hidup dan bekerja untuk mencapai sukses. Perbuatan pak Wens dan ibu Lusia boleh kita namakan perbuatan terang, sebab keduanya telah jadi obor, terang bagi masyarakat di mana mereka bekerja.

Sedangkan di tempat lain mereka mendengar banyak guru yang terlibat pernainan judi, tidak mengajar atau hanya datang sejam atau lebih di sekolah lalu pulang ke rumah atau pergi ke tempat lain. Mereka  membiarkan anak-anak belajar sendiri dari buku. Pada saat ujian nasional anak-anak di sekolahnya lulus dengan nilai baik 100%, sebab mereka berlaku curang pada saat menyusun soal atau pada saat memeriksa ujian dengan memberi nilai baik. Cerita-cerita miris seperti ini ada di pelbagai tempat di negeri ini. Tanpa pengawasan ketat guru-guru ini hidup dengan cara pengabdian seperti itu terus menerus hingga mereka pensiun. Inilah sisi – perbuatan gelap sebagian anak-anak manusia bagi anak bangsanya sendiri.

St. Paulus dalam suratnya hari ini mengingatkan jemaat Efesus agar hidup sebagai anak-anak terang, berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran serta berani meninggalkan segala perbuatan gelap di masa lalu. Setiap orang harus bangkit dari kubur dosa, berani melepaskan segala keterikatan kepada yang jahat sebab Kristus telah bangkit dari antara orang mati dan memberi kita semangat untuk hidup dalam kemenangan (Ef 5:8-18)

Tuhan Yesus dalam cerita Injil hari ini tidak peduli dengan tuduhan para lawannya bahwa Dia melanggar hari Sabat. Yang terpenting bagi-Nya adalah membantu orang buta itu agar sembuh dari butanya dan bisa melihat, membebaskan orang itu dari pekerjaan mengemis, dan memberi dia kesempatan untuk menikmati hidup seperti orang-orang lainnya, dapat pergi ke mana saja, bekerja dan mencari nafkah. Ketika orang Farisi sibuk dengan dirinya sendiri dan sikap legalistisnya, orang buta itu telah celik dan menikmati hidupnya yang baru, hidup yang merdeka dan sehat (Yoh 9:1-41).

Saudara-saudara Daud seharusnya iri hati dengan adik bungsunya itu, sebab dari segi usia dan penampilan sera pengalaman hidup, kakak-kakaknya itu adalah orang-orang yang pantas diangkat menjadi raja Israel (1 Sam 16:1b.6-7.10-13a) Namun Tuhan menghendaki Daud, sebab dari pekerjaan-Nya Daud telah terlatih menjadi pemberani, jago berperang melawan banyak binatang buas. Melalui pengalaman itu Daud telah diberi kemampuan manajerial yang baik bagaimana mengatur strategi perang dan menjadikan bangsa Israel itu kuat dan disegani bangsa lain di sekitarnya. Daud juga termasuk seorang yang sangat beriman dan selalu mengandalkan Tuhan dalam hidupnya sehingga hidupnya hanya mengandalkan berkat dan perlidungan dari Tuhan.

Orang yang baik dan beriman pasti akan selalu berusaha untuk hidup dalam terang dan kebenaran, sedangkan orang yang jahat pasti berbuat sebaliknya, mereka selalu senang dengan kejahatan yang mereka lakukan serta memusuhi orang-orang baik.  

Adhitz Ads