Kata
“sekongkol” memiliki makna dasar yang bersifat negatip atau berkonotasi
negatip. Orang-orang yang bersekongkol berarti orang-orang yang bersepakat
melakukan kejahatan untuk menyusahkan dan menjatuhkan orang lain, misalnya persekongkolan
untuk mencuri, merampok, membunuh, memboikot usaha-usaha yang baik, mengadakan
penyelundupan, mengadakan makar menjatuhkan pemerintah dll. Niat jahat ini
biasa timbul karena kemiskinan, ketidakpuasan, benci dan dendam atau karena
gila kuasa dan jabatan.
Bangsa
Israel tidak puas dan marah kepada nabi Yeremia, karena ia masih muda dan menubuatkan
sesuatu yang menakutkan seperti akan ada serangan bangsa asing, akan ada
pembinasaan, peperangan. Dia juga mengeritik tentang kemurtadan, berhala dan
moralitas hidup yang buruk. Sebagai reaksi atas nubuatnya itu, mereka
bersekongkol melawan dia dan berkata: "Marilah
kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan
pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan
kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan
memperhatikan setiap perkataannya!" (Yer 18:18). Dari pernyataan ini
tampaknya mereka benar-benar tersinggung dan marah, serta ingin melakukan
pembalasan dendam dengan cara tidak mau mendengar pengajaran dan perkataannya,
bahkan mereka telah menggali sumur dan memasukkan Yeremia ke dalam sumur itu.
Tuhan
Yesus sendiri sudah tahu apa yang bakal terjadi atas diri-Nya. Ia juga sudah
tahu bahwa imam-imam, ahli Taurat dan kaum Farisi telah bersekongkol untuk
menangkap dan menyerahkan Dia kepada bangsa asing dan mereka akan membunuh-Nya.
Tetapi Ia juga bernubuat tentang kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Yesus
tahu bahwa jalan inilah yang akan dialami oleh-Nya, jalan salib dan
penderitaan, jalan kematian dan kebangkitan (Mat 20:17-28). Dalam pandangan
manusia jalan ini tragis dan tidak manusiawi, namun Allah telah berkomitmen
untuk menyelamatkan manusia dengan jalan ini. Bagi orang yang tidak percaya cara
ini adalah sebuah kebodohan, tetapi bagi orang yang percaya cara ini
satu-satunya cara yang tepat dan benar yang dipakai Allah untuk menebusa dosa
manusia. Tuhan Yesus bilang: “Jika biji
gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia akan tinggal sebiji saja, tetapi
jika ia jatuh ke dalam tanah dan mati, maka ia akan menghasilkan banyak buah”.
Tampaknya
Tuhan membiarkan persekongkolan ini terjadi supaya segala nubuat para nabi
terpenuhi dan supaya nyata bahwa cinta kasih kasih-Nya tidak cuma terbatas pada
kata-kata saja melainkan pada tindakan nyata, di dalam korban salib-Nya. Korban
ini adalah korban kemenangan Anak Domba atas dosa dan maut, atas setan dan
pengaruh-pengaruhnya, kemenangan atas derita serta sakit penyakit. Allah berdiri
di atas kemenangan persekongkolan manusia ataupun segala rencana jahat dari
kuasa kegelapan. Sebesar apapun persekongkolan manusia untuk menghambat rencana
Tuhan, Tuhan akan memakai jalan-Nya, baik atau buruk, untuk menunjukkan
kemenangan-Nya.