Setiap pengikut Yesus
Kristus diminta untuk sering berbagi, memberikan apa saja yang dimiliki dalam
hidupnya untuk menolong sesama yang berkekurangan. Rela berbagi adalah sebuah wujud
dari kemurahan hati – tindakan kasih seseorang untuk membantu siapa saja yang
membutuhkan pertolongan, misalnya yang sakit, orang-orang yang berkebutuhan
khusus, yang kelaparan, mereka yang tinggal di panti-panti asuhan, mereka yang
tertimpa bencana alam dsb. Namun hal berbagi ini bukan saja dalam bentuk materi
tetapi juga dalam bentuk kesediaan untuk berbagi ilmu, keterampilan, waktu dan
tenaga guna membuat orang lain bisa mengoptimalkan potensi-potensi hidupnya agar
menjadi lebih baik dan hebat, terutama giat menjadi saksi-Nya.
Rasul Petrus dan
Yohanes ingin mengikuti ibadat dalam Bait Allah. Di pintu Gerbang Indah Bait Allah,
mereka berjumpa dengan si lumpuh yang setiap hari duduk di situ untuk meminta
sedekah. Potensi si lumpuh ini sangat tebatas karena cacat fisik yang dialaminya.
Kedua rasul itu tidak punya uang yang diminta oleh si lumpuh itu, karena itu
Petrus berkata: "Emas dan perak
tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus
Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!". Petrus dan Yohanes hanya
memiliki iman akan Yesus Kristus yang telah bangkit serta karunia-karunia Roh
Kudus. Tetapi apa yang mereka miliki itu jauh lebih besar dan tinggi nilainya
daripada segala kekayaan di dunia ini, lebih dari emas dan perak. Dengan iman
akan Yesus Kristus, orang lumpuh itu disembuhkan dan dibebaskan dari
keterikatan lumpuh yang mendera kakinya. Si lumpuh itu berjalan dan melompat-lompat
memuliakan nama Tuhan (Kis 3:1-10). Pemberian
terbesar ini membuat pewartaan mereka menjadi semakin terkenal luas dan membawa
semakin banyak orang mengenal Tuhan dan diselamatkan.
Pemberian,
sekecil apa pun nilainya, senantiasa berguna bagi mereka yang menerimanya. Pemberian
bila diberi dengan hati bersih dan jujur juga sangat besar rahmatnya bagi si
pemberi sendiri dan bagi mereka yang menerimanya. Tuhan kita Yesus Kristus telah
memberikan diri-Nya untuk keselamatan umat manusia. Inilah pemberian terbesar
sekaligus hadiah yang amat istimewa dari Allah untuk segenap umat-Nya. Tujuannya,
agar manusia selamat, dibebaskan dari cengkeraman dosa asal dan dosa lainnya.
Oleh hadiah paling istimewa ini kita diberi jaminan: diangkat menjadi anak Allah
dan ahli waris Kerajaan Allah. Dengan jaminan ini kita memiliki banyak dan
dengan demikian juga berusaha memberi banyak.
Dua murid yang
berjumpa dengan Yesus dalam perjalanan ke Emaus, saking sukacitanya, mereka
melepaskan makanan yang telah disajikan di atas meja dan kembali ke Yerusalem
untuk menceritakan segala pengalaman mereka kepada para murid yang lain. Dalam
pertemuan di Yerusalem mereka semua syering dengan gembira dan penuh semangat
(Luk 24:13-35). Syering perjumpaan dengan Tuhan yang bangkit ini, juga menjadi
bentuk pemberian mereka terhadap satu sama lain untuk saling menguatkan dan
meneguhkan imannya akan Yesus Kristus. Dengan demikian mereka tidak bimbang
lagi tentang Dia dan bertanya: siapakah Dia ini? Semua pengajaran-Nya mereka
ingat kembali dan mereka pun menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Inilah
pokok ajaran penting dalam kesaksian mereka selanjutnya, bahwa Yesus itu Tuhan
dan Juru Selamat. Melalui kesaksian ini banyak orang diselamatkan!