Ketika Komisi Pemberantasan
Korupsi mulai mengadakan konferensi pers tentang adanya indikasi korupsi
berjemaah pada proyek E-KTP dengan kerugian 2,3 triliun, semua mereka yang
terlibat dalam pembahasan proyek itu serta kontraktornya mulai ketar ketir dan
ikut membuat pernyataan “pasti bukan saya”. Kemudian ketika nama-namanya
diumumkan, semua membela diri dan mengatakan: “itu bohong, kami tidak pernah
melihat dan menerima uang tersebut”. Apakah pembelaan dirinya benar, nanti akan
dibuktikan saat perkaranya disidangkan.
Tuhan Yesus, dalam perjamuan Paskah
bersama para murid-Nya, mengungkapkan bahwa akan seorang dari antara mereka
yang akan menyerahkan Dia, setiap murid-Nya bertanya kepada-Nya: “bukan aku ya
Tuhan?”. Pertanyaan ini tidak ditanggapi oleh Yesus. Tetapi sesudah Dia
mengatakan: orang itu adalah orang yang bersama Aku mencelupkan tangannya ke
dalam pinggan......Yudas langsung bereaksi dan bertanya: “bukan aku ya Rabi?”.
Pertanyaan Yudas ini langsung dijawab Yesus dengan mengatakan: Engkau sendiri
telah mengatakannya! (Mat 26:14-25) Ada perbedaan pernyataan di antara murid yang
lain dan pernyataan Yudas. Para murid lain itu jujur dan dengan jujur pula mengakui
bahwa orang yang menyerahkan Yesus bukan mereka. Mereka menyapa Yesus dengan
kata “Tuhan” (“bukan aku ya Tuhan”). Mereka takut menipu Tuhan. Tetapi Yudas
memandang Yesus hanya sebagai Rabi (guru), bukan Tuhan, karena itu ia membuat
pengakuan yang tidak jujur. “Bukan aku ya Rabi”? Ia tidak takut menjual
gurunya, sebab ia berpikir guru itu cuma manusia biasa.
Yudas memang tidak takut
kepada Yesus, sebab sebagai bendahara ia sudah sering mencuri uang kas bersama untuk
kepentingan pribadinya. Dia tidak pernah berpikir bahwa Tuhan Yesus tahu apa yang
diperbuatnya. Yudas kehilangan integritas diri yang baik, sebab pikirannya
telah diracuni oleh semangat hidup materialistis. Sama seperti yang terjadi
pada mereka yang terlibat dalam mega proyek E-KTP yang masih ramai
diperbincangkan saat ini di Indonesia.
Nabi Yesaya dalam nubuatnya
hari ini menggambarkan bahwa Dia yang menderita itu nanti tidak akan
memberontak ketika berhadapan dengan orang-orang yang akan menyiksa dan
menyusahkan-Nya. Sebab Dia tahu dan percaya Allah berada di pihak-Nya dan akan
menolong-Nya (Yes 50:4-9a). Gambaran Mesias oleh Yesaya di sini adalah gambaran
tentang keadaan sebenarnya, bukan keadaan rekayasa. Integritas Yesus adalah
integritas Ilahi. Dia melaksanakan misi dari Allah, misi untuk keselamatan umat
manusia. Allah itu kebenaran yang sempurna, tak ada ketidakjujuran dalam diri-Nya.
Ia tidak akan berkata “bukan” terhadap integritas yang harus dipelihara dan
diajarkan-Nya kepada umat-Nya.
Dilihat dari konteks ini,
mereka yang terlibat dalam korupsi megaproyek E-KTP di atas adalah orang-orang yang
seharusnya mengundurkan diri dari jabatan yang mereka pegang sekarang ini. Tak
ada gunanya mereka berkata “bukan” kalau mereka sungguh-sungguh terlibat
melakukannya!