Pada zaman ini tampaknya
banyak orang enggan untuk bersaksi tentang kebenaran, karena pelbagai alasan keamanan.
Tugas kenabian dalam kekristenan menjadi lemah karena orang takut ditangkap,
dianiaya dan dibunuh. Akibatnya kejahatan semakin dipelihara dan merajalela, kebenaran
semakin digerus – diabaikan, orang tidak takut akan dosa dan juga tidak takut pada
Tuhan. Suara hati manusia semakin tumpul dan semangat pragmatis dalam hidup
semakin berkembang. Berdosa atau tidak, yang penting hidup ini menyenangkan.
Para pemimpin Yahudi,
pada zaman para rasul marah karena Petrus berterus terang menyampaikan
kebenaran yang dia tahu dari pengajaran Yesus dan juga dari kesaksian Roh Kudus
yang mereka terima pada hari Pentakosta. Para rasul membenarkan tindakan Yesus
dalam hidup-Nya dan mengeritik para pemimpin yang menolak-Nya. Ketika imam
besar, dengan keras melarang para rasul untuk berbicara tentang nama Yesus, Petrus
menjawab: “kami harus lebih taat kepada
Tuhan dari pada kepada manusia” (bdk Kis 5:27-33) Hidup ini bertujuan mengejar keselamatan dan setiap orang yang
percaya akan Allah harus mencapai keselamatan itu dengan hidup benar dan kudus.
Segala bentuk dosa yang dilakukan manusia adalah hambatan untuk menuju
keselamatan itu, karena itu perbuatan dosa harus ditentang bukannya dipelihara
atau dibiarkan tanpa ada yang memperbaikinya. Para rasul berani mengatakan
semua itu karena mereka telah menerima hikmat dan karunia-karunia Roh Kudus
pada hari Pentakosta.
Kebenaran tentang
kedatangan Yesus Kristus dan karya-karya-Nya telah digarisbawahi oleh kesaksian Yohanes Pembaptis. Ia mengatakan: “Siapa yang datang dari atas adalah di atas
semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata
dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya. Ia
memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi
tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima
kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar” (bdk Yoh 3:31-36). Dalam perikop sebelumnya Yohanes
mengaku bahwa Yesus itu Mesias sehingga ia bersaksi, membuka tali kasut-Nya pun
ia tidak layak. Yohanes tahu bahwa
ia mendahului kedatangan Yesus untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya. Yohanes
memberi kesaksian ini karena ia telah melihat Roh Kudus turun atas Yesus pada
saat Yesus dipermandikan olehnya di sungai Yordan. Yohanes bersaksi seperti itu
karena kuasa Roh Kudus yang menyertainya.
Para rasul bersaksi
karena Roh Kudus, Yohanes Pembaptis juga bersaksi karena Roh Kudus, demikian
pun para kudus dalam Gereja memberi kesaksian tentang Yesus atas dasar
kebenaran yang mereka pelajari dan karena kuasa Roh Kudus. Aliran kuasa Roh
Kudus yang menyertai mereka semua tak bisa dibendung jalannya. Kebenaran yang
berasal dari Allah hendaknya diberitakan ke segenap penjuru dunia. Nama Yesus
pembawa kebenaran itu harus ditinggikan dan dimuliakan. Petrus sebagai kepala
Gereja pertama, bertanggung jawab atas pengajarannya, karena ia sendiri adalah
saksi mata dari semua karya Yesus, saksi mata dari penderitaan dan
kebangkitan-Nya, saksi mata karena perjumpaan sesudah kebangkitan dan saksi
mata dari kenaikan-Nya ke surga dan pengalaman menerima Roh Kudus. Semua
pengalaman ini tak mungkin dibendungnya. Akhirnya Petrus juga menjadi martir
karena ia tak pernah berhenti untuk menceritakan kesaksiannya tentang Yesus.