Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Jumat, April 07, 2017

DIA MENYERTAIMU SEPERTI PAHLAWAN PERKASA !



Dalam perjalanan pastoralnya ke segenap penjuru dunia, tak henti-hentinya St. Yohanes Paulus II mengatakan: Jangan takut ! Mengapa beliau meminta kita agar jangan takut? Dari pengalaman hidupnya sendiri, St. Yohanes Paulus II, sejak kecilnya sudah mengalami banyak tantangan hidup yang berat, hingga ia menjadi sebatang kara. Ia ditinggalkan ibu dan kakak sulungnya yang meninggal dunia saat masih remaja. Kakak perempuannya meninggal saat ia belum lahir. Ayahnya meninggal saat ia bekerja sebagai pekerja tambang. Dalam ceritanya ia selalu mengatakan: “aku tak pernah hadir ketika ibu, kakak dan ayahku meninggal”. Perjalanan hidup yang penuh tantangan dan pencobaan ini telah membuatnya bertumbuh dalam iman, harap dan kasih kepada Tuhan. Ia masuk seminari menengah, seminari tinggi lalu ditahbiskan menjadi imam, diangkat jadi Uskup lalu Kardinal. Dalam usia yang sangat muda, 56 tahun, ia diangkat menjadi Paus dan memilih motto: Totus Tuus! Penyerahan diri yang total kepada Tuhan sejak masa kecilnya itulah yang membuat dia percaya bahwa jikalau hidup ini selalu berjalan bersama Tuhan, tak ada sesuatu pun yang perlu ditakutkan, sebab tak ada satupun kekuasaan di dunia ini yang sanggup melawan kuasa Tuhan!

Nabi Yeremia dipanggil menjadi nabi pada usia 18 tahun dalam pemerintahan lima orang raja di Yehuda: Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekhia, sebelum pembuangan ke Babylon. Pada zaman pemerintahan raja-raja ini terjadi kemerosotan moral di Israel. Karena itu Yeremia dengan tajam menyampaikan pesan-pesan Tuhan bahwa tidak lama lagi negeri itu akan dihancurkan oleh musuh-musuh di sekitarnya. Saking marahnya orang-orang Yahudi, mereka mengancam Yeremia bahkan pernah menangkapnya dan mengurungnya dalam sumur. Tetapi ia berseru dengan penuh iman katanya: “Kegentaran datang dari segala penjuru namun Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah!” Meskipun sering bergulat dan menangis saat mengalami pencobaan-pencobaan itu Yeremia tetap tegar menghadapinya. Pada akhirnya dalam bacaan pertama hari ini ia berkata: “Menyanyilah untuk TUHAN, pujilah TUHAN! Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat” (bdk Yer 20:10-13).

Pertentangan antara orang Yahudi dan Yesus semakin hari semakin memuncak. Tampaknya para pembesar agama Yahudi dan kaum Farisi tidak sabar lagi untuk menangkapnya. Mereka selalu mencari alasan dan situasi yang tepat untuk menangkapnya. Yohanes dalam Injilnya hari ini mengisahkan hal itu. Mereka mau melempari Yesus dengan batu, dengan alasan Ia menghujat Allah, Ia menyamakan diri-Nya dengan Allah. Tetapi di tengah pertentangan itu banyak orang tetap percaya kepada-Nya, karena pengajaran-Nya yang menarik dan mujizat-mujizat yang dikerjakan-Nya (Yoh 10:31-42). Allah bekerja dalam diri Yesus, meskipun Ia manusia, tetapi Ia juga sekaligus Allah, Ia adalah Allah yang telah menjelma menjadi manusia. Allah menyertai-Nya seperti pahlawan yang gagah perkasa. Mereka tidak jadi menangkap dan melempari-Nya dengan batu, sebab saatnya belum tiba!

Allah menyertaimu seperti pahlawan yang gagah perkasa. Allah tak akan pernah membiarkan kita masuk dalam perangkap kejahatan dan penderitaan, bila Allah tidak mengizinkannya. Namun bila penderitaan itu terjadi maka Ia mengizinkannya demi keselamatan kita saja. Pengalaman ketiga tokoh di atas, St. Yohanes Paulus II, Yeremia dan Yesus sendiri mengajarkan kita akan kebenaran itu. Karena itu jangan takut !  

Adhitz Ads