Banyak martir, baik laki-laki
maupun perempuan, dalam Gereja Katolik telah mengorbankan segalanya untuk
mempertahankan iman mereka akan Yesus Kristus. Mereka tidak takut menghadapi
para algoju yang membawa pedang memotong leher mereka, tidak takut juga kepada
binatang buas yang merobek daging mereka, tidak takut menghadapi segala bentuk
siksaan yang menghabiskan nyawa mereka. Segalanya mereka serahkan kepada Tuhan,
demi iman mereka akan Yesus Kristus, demi kemuliaan nama Tuhan yang mereka
pertahankan sebagai satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup menuju surga.
Mereka telah dibaptis dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus dan hidup oleh
kekuatan dan kebesaran nama itu, maka mereka juga mau mati dalam kuasa dan
kebesaran nama yang sama.
Pada saat Yesus ditangkap,
diadili dan dihukum mati tak ada satu kata pembelaan diri pun yang keluar dari
mulut-Nya, tak ada pengacara yang berdiri bersama Dia untuk membela
perkara-Nya. Tak satu pun dari para murid yang mendampingi Dia ketika Dia
dianiaya. Dia menjawab seperlunya saja kepada Pilatus yang mengadili
perkaranya, sebab tak ada gunanya Dia membela diri di hadapan manusia serakah
dan goblok, manusia penuh nista dan dosa, manusia yang munafik dan penuh tipu
daya. Di hadapan para hakim agama dan hakim Romawi itu, Dia hanya berpikir
tentang misi Allah, misi menyelamatkan manusia dari dosa. Dia tahu semua
keputusan itu tidak adil, tetapi Dia tahu dengan keputusan yang tidak adil itu,
Dia menjalankan misi penebusan-Nya. Cinta-Nya pada jiwa-jiwa manusia yang harus
ditebus-Nya jauh lebih kuat dari pada salib dan maut yang dihadapi-Nya. Untuk
itu semua, Dia rela menerimanya dan siap menjalankan-Nya! Sebab Dia ingin
menang atas kuasa setan yang telah menjerumuskan manusia ke dalam dosa dengan
cara mengikuti kehendak Allah, Bapa-Nya dan berkata: SEGALANYA UNTUKMU BAPA DAN SEGALANYA UNTUKMU HAI UMATKU ! Ia taat
kepada Bapa-Nya dan Ia sungguh mencintai umat-Nya. Dalam pandangan manusia
berdosa dan orang-orang yang tidak percaya, Dia tampaknya kalah namun
sesungguhnya dengan cara ini Ia memenangkan jiwa-jiwa manusia dan kuasa setan
dihancurkan. Salib-Nya menjadi tanda kemenangan abadi bagi Allah dan bagi umat
yang percaya kepada-Nya. Karena itu pada saat doa devosi jalan salib kita
selalu berdoa: Kami menyembah Dikau ya
Tuhan dan besyukur kepada-Mu, sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus
dosa dunia.
Pengorbanan-Nya untuk
kemuliaan nama Bapa demi keselamatan kita jauh lebih besar dari pada
pengorbanan para martir kudus yang saya sebut di awal renungan ini. Yesus-lah
yang menunjukkan jalan ini kepada mereka semua. Tanpa keyakinan akan kebenaran
yang telah dilakukan-Nya tak mungkin mereka siap menjadi saksi untuk kebenaran
itu. Karena itu penulis kitab Ibrani dalam bacaan kedua hari ini mengatakan: “Akan tetapi sekalipun Ia adalah Anak, Ia
telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia
mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua
orang yang taat kepada-Nya” (Ibr 5:9).
Semua ini bukan terjadi secara
tiba-tiba karena keadaan yang mendesak tetapi telah direncanakan selama
berabad-abad sebelumnya oleh Allah, Bapa kita. Nabi Yesaya dalam bacaan pertama
tadi telah menubuatkan semuanya melalui madah penderitaan Mesias: “Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia
akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. Seperti banyak orang akan tertegun
melihat dia -- begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya
bukan seperti anak manusia lagi -- demikianlah ia akan membuat tercengang
banyak bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang
tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka
dengar akan mereka pahami”.......(Yes 52:13-53:12).
Terima kasih Tuhan karena
Engkau telah menjadi segalanya untuk kami yang berdosa, semoga kami boleh
mengambil bagian menjadi segalanya untuk-Mu dan untuk sesama, meskipun
pengorbanan kami tak seberapa besarnya dibanding dengan pengorbanan-Mu. Kami bersyukur kepada-Mu karena kami
Kauperkenankan kami menjadi murid-muridMu dan boleh mengambil bagian menjadi
saksi untuk kemuliaan nama Tuhan dan untuk keselamatan orang-orang yang
percaya.