Pembentukan
Kelompok Basis Gereja atau nama lainnya Kelompok Umat Basis yang kini
berkembang dalam Gereja Katolik adalah adopsi dari semangat hidup menggereja dari
mereka yang hidup pada zaman Gereja perdana. Pembagian umat ke dalam kelompok
diatur menurut jumlah kepala keluarga. Satu kelompok terdiri dari 15 – 20 kepala
keluarga. Visi misi kelompok basis gerejani ini boleh dibilang sama dengan visi
misi jemaat Gereja perdana: satu dalam
doa dan sabda untuk saling membantu dalam suka dan duka !
Visi misi
Kelompok Basis Gerejani dibuat demikian karena cita-cita yang mau dicapai dalam
persekutuan itu adalah cara hidup umat Allah Gereja Perdana yang selalu: rela berbagi kepada mereka yang
berkekurangan, rajin berdoa (pribadi/bersama), rajin mengikuti perayaan
ekaristi/kebaktian, tekun membaca Kitab Suci dan rajin mengikuti
kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan (bdk Kis 2:41-47). Visi misi ini menjadi ideal karena:
1. Kita adalah anggota dari Gereja Kristus yang sama: katolik, kudus dan
apostolik (bersatu kita teguh bercerai kita runtuh).
2. Sebagai anggota Gereja yang sama, perlu kokoh dalam iman, harap dan kasih
kepada Tuhan.
3. Kita perlu saling mendoakan, membantu satu sama lain dalam suka dan duka.
4. Supaya kita bisa mengenal satu sama lain dan siap melayani dalam semangat
rela berkorban.
Cara hidup
seperti di atas adalah cara hidup baru dari persekutuan umat Allah yang
dilahirkan kembali dari air dan Roh Kudus. Suatu cara hidup tanpa kekuatiran
dan kecemasan akan kekurangan, akan permusuhan, benci dan dendam tetapi yang
mempersatukan kita dalam semangat kerja sama. Kata Petrus: Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena
rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus
Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk
menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang
tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.” (bdk 1 Petr 1:3-9)
Dasar visi misi
Kelompok Basis Gerejani di atas bertolak dari iman yang teguh akan karya Yesus
Kristus, sejak kedatangan-Nya ke dunia ini hingga Ia kembali ke rumah Bapa-Nya.
Keyakinan itu Tuhan dan Juru Selamat. Tanpa keyakinan ini Gereja Perdana mustahil
dapat dibentuk. Tanpa keyakinan itu juga Kelompok Basis Gerejani tidak akan
hidup, bertumbuh dan berkembang secara baik. Kendala yang dirasakan sekarang
dalam kebersamaan Kelompok Basis Gerejani adalah Kristus hanya dilihat sebagai
tokoh yang biasa, bukan Kristus yang hidup, yang bisa menjadi Andalan untuk
menyediakan kekayaan rohani dan jasmani. Semua ini disebabkan oleh iman yang
suam-suam kuku, tanpa nyawa rohani yang dihasilkan oleh doa, sabda, ekaristi
serta semangat untuk berbagi. Maka Kelompok Basis Gerejani yang ada saat ini
hanyalah sebuah nama bukan sebuah persekutuan yang menghasilkan banyak buah
kehidupan yang menggerakkan seluruh potensi kehidupan dalam Gereja.
Kelompok Basis
Gerejani kini perlu pembaharuan oleh kuasa Roh Kudus, roh yang membuatnya
bangkit, hidup dan begerak seperti Kristus yang bangkit dari antara orang mati
!