Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Sabtu, April 29, 2017

YESUS MENYEPI KE GUNUNG (Peringatan St. Katarina)

Menyepi, bermeditasi dan berdoa di tempat yang sepi memberi jaminan perjumpaan yang akrab dengan Tuhan. St. Theresia Lisieux, kesempatan yang paling muda untuk berjumpa dengan Tuhan di saat kita berada dalam keheningan. Hutan dan gunung memberi jaminan keheningan itu. Tidak heran kalau kita melihat dalam perjalanan sejarah Gereja, biara-biara kontemplatip justru mencari tempat-tempat seperti ini. Suara burung-burung yang mencecit dan bersiul, serta tiupan angin sepoi-sepoi, sejuknya alam sekitar menambah gairah kita untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Suasana seperti ini sungguh membantu kita untuk masuk dalam kontemplasi. Mencari tempat sepi dalam retret tahunan para imam dan biarawan/wati atau umat awam merupakan kesempatan yang amat menyenangkan atau menguntungkan bagi mereka bila ingin mengalami perjumpaan yang dalam dengan Tuhan. Di tempat-tempat seperti ini mereka mencari kekuatan baru dari Tuhan.



Sesudah hiruk pikuk memberi pengajaran dan memberi makanan  bagi lima ribu orang, Yesus menyepi ke gunung untuk bermeditasi dan berdoa. Tak tahan menunggu lama, para murid pun menyeberang ke Kapernaum. Sesudah mereka mendayung dua tiga mil jauhnya barulah Yesus datang berjalan di atas air (Yoh 6:12-21). Ia melakukan semua itu dengan mudah karena kuasa Allah yang dimiliki-Nya. Kuasa doa-Nya telah membuat segala-galanya mungkin bagi-Nya. Tak ada yang mustahil. Tak usah ragu pada-Nya, bukan karena Allah itu biasa tetapi karena Allah itu mahakuasa atau mahabisa.



St. Katarina dari Siena, tanpa pendidikan yang memadai bisa menerima karunia Allah dan dia diangkat untuk menjadi pembimbing dan pelindung bagi Gereja yang suram. Ia masuk ordo ketiga St. Dominikus. Di dalam biara itu ia tetap melaksanakan doa, meditasi di samping melakukan karya amal dan kerasulan yang lain. Ia menjadi pusat perhatian semua anggota biara karena kerohanian dan kepribadiannya yang menarik. Lalu pada masa Gereja mengalami kesuraman dan kelesuan rohani akibat keteladanan hidup para imam dan pimpinan Gereja yang jauh dari semangat Injil. Di saat yang sangat buruk itu, dalam suatu penglihatan Yesus menyuruh Katarina untuk membuat surat kepada Paus Gregorius XI, para raja dan para uskup agar memperbaiki kehidupan Gereja dari dalam. Katarina dapat meyakinkan Paus bahwa istana Paus yang ada di Avignon, Perancis, harus dikembalikan ke Roma. Isi suratnya sungguh menggugah hati para pemimpin itu dan mereka mulai melakukan perbaikan. Doa Katarina yang disertai puasa yang keras telah membuatnya berhasil melaksanakan perintah Tuhannya.



Para murid Yesus dalam Gereja perdana semakin sibuk dalam urusan pengajaran dan doa. Sementara itu pertumbuhan jumlah umat semakin bertambah, keluhan-keluhan akibat kelalaian mereka untuk melakukan pekerjaan sosial – pembagian makanan dan barang-barang kepada para janda. Lalu atas keputusan bersama mereka mengangkat 7 orang daikon untuk melakukan pekerjaan itu, sedangkan mereka tetap mengajar dan berdoa (Kis 6:1-7). Kesibukan jasmani tidak bisa berjalan sekaligus dengan kesibukan rohani. Pembagian waktu dalam pelayanan harus dilakukan sedemikian rupa agar baik pelayanan rohani maupun pelayanan jasmani (sosial) lainnya dapat berjalan seimbang. Hidup ini tidak hanya cukup dengan mencari kesibukan jasmani, tetapi juga harus memberi waktu untuk memuji dan memuliakan nama-Nya dalam keheningan pribadi maupun bersama.      










Adhitz Ads