Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Sabtu, April 01, 2017

SERAHKAN PERKARAMU KEPADANYA !



Di sekitar kita ada banyak musuh jiwa raga yang bhisa menelan kita hidup-hidup, demikian kata pemazmur. Para musuh itu ada yang kelihatan dan ada juga tidak kelihatan. Bila kita berhadapan dengan musuh-musuh seperti itu, pelbagai macam perasaan pasti datang menggerogoti hati kita. Bagi orang yang iman dan mentalnya kuat dan merasa benar, ia tidak akan takut menghadapinya, bagi mereka yang mentalnya mudah goyah, mereka akan selalu kuatir dan merasa tidak nyaman, bagi orang yang sungguh merasa bersalah karena perbuatannya sendiri, ia bakal ketakutan dan susah tidur memikirkan cara bagaimana ia mengatasinya, lebih lagi kalau musuh-musuhnya selalu mengancam untuk membunuhnya. Dalam keadaan baik atau buruk hidup manusia selalu digerogoti pelbagai masalah atau perkara yang seringkali membuat pikiran dan batin tersandera.

Nabi Yeremia, nabi yang masih amat muda. Ia dipakai Tuhan untuk menyampaikan pesan-pesan pertobatan dan nubuat-nubuat kewaspadaan terhadap ancaman-ancaman musuh yang bakal menghancurkan Israel. Namun segala pesan dan nubuat yang disampaikannya dianggap sebagai “kebohongan” oleh bangsa Israel umumnya, bahkan mereka mengancam nabi ini dan hendak membunuhnya. Dalam keadaan seperti itu, Yeremia hanya mengandalkan Tuhannya dan berkata: “Tetapi, TUHAN semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku”(bdk Yer 11:18-20). Pengalaman nabi Yeremia ini sesungguhnya mau menggambarkan pengalaman Tuhan Yesus dalam karya-Nya ketika Ia hidup dan berkarya di tengah bangsa Israel kemudian. Kalimat yang menggarisbawahi kebenaran ini adalah ungkapan nabi Yeremia pada ayat 19: “Tetapi aku dulu seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih, aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku: "Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi!" Kalimat ini adalah nubuat tentang apa yang akan dihadapi Yesus dalam karya-Nya kelak. Namun Yeremia juga merasakannya. Tetapi Yeremia menyerahkan segala perkaranya kepada Tuhan dan ia menjadi tenang.

Pengalaman Yeremia di atas terulang kembali dalam pengalaman Yesus Kristus sendiri. Cerita Yohanes dalam Injil hari ini mengatakan hal yang sama terjadi pada Yesus. Saat Ia mengajar di Yerusalem, banyak orang mendengarnya. Ada yang mengakui Dia sebagai nabi, tetapi ada yang tidak, bahkan mereka bermufakat untuk menangkapnya. Para penjaga yang tak mampu menangkap-Nya dipersalahkan oleh imam-imam dan orang-orang Farisi. Nikodemus, salah seorang Farisi yang tampaknya mau membela Yesus juga ikut dipersalahkan. Namun Yesus tidak gentar menghadapi semua rencana jahat itu, sebab Ia tahu bahwa Ia datang atas kehendak Allah sendiri, yang Dia sebut sebagai Bapa-Nya (bdk Yoh 7:40-53). Seluruh keberadaan, hidup dan karya-Nya adalah inkarnasi Allah. Ia datang dan melaksanakan misi keselamatan ini atas kehendak Allah. Manusia harus diselamatkan dari dosa, oleh pekerjaan-Nya melalui kehadiran, warta dan jalan salib-Nya, jika tidak demikian maka hidup manusia akan menjadi sia-sia saja, sebab dosa manusia tak bisa diselamatkan oleh darah binatang. Karena itu ketika Tuhan Yesus menghadapi ancaman-ancaman dari para musuh-Nya, Ia tidak gentar lagi, semuanya telah Ia serahkan kepada Bapa-Nya dalam doa-doa-Nya. Ia taat kepada kehendak Bapa-Nya dan mau menyelesaikan tugas-Nya sampai pada puncaknya, dalam misteri SALIB !

Manusia ada, hidup dan bekerja dalam penyelenggaraan Allah. Tak sedetik pun dari keberadaan kita di luar perhatian-Nya sampai kita kembali kepada-Nya. Apakah hidup ini dipenuhi misteri sukacita atau atau misteri salib, semua itu berada dalam kendali Tuhan sendiri. Menyerahkan perkara-perkaramu  kepada-Nya, di saat sulit, adalah jalan keluar terbaik dan tak tergantikan! Hidup ini milik-Nya. Seluruhnya !


Adhitz Ads