Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Sabtu, April 08, 2017

RENCANA TERCAPAI, MEREKA SEPAKAT !



Status hidup manusia menjadi “rekan kerja Allah” diterima oleh masing-masing kita tanpa memandang latar belakang agama, suku, bangsa dan warna kulit. Sebab kita memiliki keyakinan bahwa manusia diciptakan sebagai “citra/gambar Allah”. Setiap manusia berharga di mata Tuhan, tak ada yang lebih rendah dan tak ada yang lebih tinggi. Dengan pandangan ini, sesudah perang dunia kedua dan kekejaman holocaust (genosida terhadap kira-kira 6 juta orang Yahudi di Eropa), maka dalam pertemuan PBB tahun 1948 di Paris semua negara sepakat untuk membuat suatu Deklarasi Hak Asasi Manusia, guna melindungi setiap pribadi manusia pada semua bangsa dengan isi sebagai berikut:

1.   Pengakuan atas martabat yang melekat dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar dari kebebasan, keadilan dan perdamaian di dunia.
2.      Semua manusia dilahirkan bebas dan sama dalam martabat dan hak-hak.

Sejak dikeluarkannya Deklarasi Hak Asasi ini hingga hari ini belum ada perang yang melibatkan negara-negara secara bersama-sama, selain perang lokal dalam suatu negara, sebaliknya bangsa-bangsa sibuk membangun dirinya sendiri. Deklarasi Hak Asasi sungguh menyelamatkan bangsa-bangsa dari pelbagai bentuk kejahatan perang seperti perang dunia pertama dan kedua, sekurang-kurangnya sampai hari ini.

Para pemimpin Yahudi sangat kuatir dengan kehadiran Yesus yang pengaruhnya tampak semakin berakar. Mereka takut pengaruh itu akan semakin menyebar dan dari segi politik dipandang sebagai kekuatan yang membahayakan stabilitas. Ia dapat saja mengumpulkan massa untuk mengadakan pemberontakan, apalagi Dia memiliki kuasa untuk melakukan mujizat-mujizat. Akhirnya mereka berkumpul dan membuat kesepakatan bahwa, Yesus harus ditangkap, dihukum mati, sehingga pengaruh-Nya akan hilang. Namun kesepakatan ini diambil berdasarkan nubuat dari imam agung Kayafas. “Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa." Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia” (Yoh 11:45-56). Dilihat dari tinjauan teologis, sesungguhnya dalam ketidaktahuan, mereka melakukan rencana dan kesepakatan ini. Rencana ini adalah rencana Allah sendiri. Nubuat imam agung itu telah mengatakannya. Yesus harus dihukum mati menurut hukum Yahudi dengan alasan menghujat Allah karena menyamakan diri-Nya dengan Allah. Alasan manusiawi ini dipakai Tuhan sebagai jalan untuk mewujudkan rencana keselamatan-Nya. Ia dihukum dengan cara tidak adil untuk menebus segala ketidakadilan yang dilakukan manusia sendiri terhadap Tuhan dan sesamanya.

Nabi Yehezkiel telah melihat semua rencana Allah ini melalui nubuatnya tentang persatuan dan perdamaian bagi bangsa itu. Dosa telah membuat mereka tercerai berai. Namun Daud mempersatukan mereka kembali (Yeh 37:21-28). Sesudah Daud mereka tercerai berai lagi namun seorang Daud baru akan mempersatukan mereka dengan caranya sendiri. Daud baru itu adalah Yesus Kristus yang mereka tolak, namun “Allah menjadikan Dia sebagai batu penjuru yang mempersatukan bangsa-bangsa”.

Kita bersyukur atas semua pekerjaan Allah yang terwujud dalam diri Yesus Kristus. Kita juga bersyukur atas iman kita akan DIA. Kita bersyukur atas sakramen-sakramen yang terwaris dalam Gereja. Segala kekayaan iman ini menjadi kekuatan bagi kita untuk melanjutkan karya Tuhan melalui pengabdian kita masing-masing. Kita sepakat untuk meneruskan karya besar Allah ini untuk menyelamatkan umat-Nya secara turun temurun sampai akhir dunia!

Adhitz Ads