Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Kamis, April 13, 2017

IMAMAT & EKARISTI: TAK TERPISAHKAN !(Kamis Putih)


Seminari-seminari di seluruh dunia didirikan khusus untuk mendidik para calon imam. Puncaknya terjadi pada saat mereka ditahbiskan menjadi imam – imam perjanjian baru melalui urapan sakramen imamat. Tugas utama dari para imam perjanjian baru ini adalah: menguduskan umat Allah melalui pelayanan sakramen, teristimewa sakramen ekaristi harian, hari Minggu dan hari-hari raya. Sakramen ekaristi ini wajib dirayakan setiap hari oleh para imam, sebab sakramen ini menjadi pusat kehidupan bagi seluruh umat Allah. Dalam sakramen ini para imam menyediakan makanan surgawi – roti malaikat yang memberi kekuatan – rahmat surgawi melalui sabda dan santapan tubuh dan darah Yesus Kristus kepada seluruh umatnya. Tanpa imam tiada ekaristi, tanpa ekaristi imamat dan umat Allah tidak mendapat makanan surgawi.

Hari ini dalam perjamuan malam terakhir bersama murid-Nya, Yesus mengadakan sakramen ekaristi sekaligus imamat. Yesus merendahkan diri-Nya yang mulia, rela hadir dalam roti dan anggur, yang dikonsekrir oleh imam menjadi tubuh dan darah-Nya. dengan cara itu Ia mau melayani umat-Nya dalam semangat kerendahan hati dan cinta tanpa pamrih, untuk melayani dan memberi makan umat-Nya. Imamat yang dipersatukan di dalamnya hendaknya rendah hati, mengikuti teladan Yesus sendiri dalam melayani umat-Nya serta menuntun mereka semua agar bisa berjumpa dengan Tuhan dalam ekaristi. Kerendahan hati dan cinta tanpa pamrih itu ditunjukkan Tuhan sendiri melalui acara cuci kaki para murid-Nya, derita dan wafat-Nya di salib serta kebangkitan-Nya dari antara orang mati (bdk (Yoh 13:1-15).

Ketika merenungkan bacaan-bacaan hari ini saya teringat akan seorang imam yang sangat saleh, pelindung para pastor paroki, yaitu Pastor Yohanes Maria Vianney. Ia diutus ke kota Ars, Perancis. Kota itu dalam kondisi kurang menyenangkan karena moralitas yang jelek. Banyak pastor sebelumnya gagal dan tidak mampu bekerja di situ. Namun dalam kesadaran akan rahmat imamat yang dalam, sebagai “alter Christus”, Yohanes Maria Vianney tampil sebagai imam, yang sungguh menyelamatkan umat kota itu. Setiap hari ia melayani pengakuan dosa umat, merayakan ekaristi bersama, melakukan katakese umat, mendirikan lembaga sosial, sekolah dll.  Melalui pelbagai jurus pelayanan itu, dia berhasil mengembalikan hati umatnya dari pelbagai kesesatan, mereka bertobat dan berbalik kepada Tuhan.

Kepada jemaat di Korintus St. Paulus mengingatkan mereka akan pentingnya ekaristi sebagai kenangan akan karya penebusan Yesus Kristus bagi segenap umat Allah (2 Kor 11:23-26. Ekaristi adalah kurban paling sempurna, sebab di dalam ekaristi Yesus bukan saja dikenang, tetapi juga hadir dan bersatu secara pribadi, mesra dengan setiap orang yang menerima Dia dalam komuni kudus. Dengan dasar ini kita bersyukur atas sakramen imamat yang diterima para imam, sebab hanya mereka saja yang diberi kuasa untuk menghadirkan Kristus di dalam ekaristi. Tanpa imam, tidak ada ekaristi.

Di dalam perjanjian lama kenangan yang terjadi perjamuan Paska hanyalah kenangan akan pembebasan umat Israel keluar dari negeri Mesir (Kel 12:1-8.11-14). Dalam perjanjian baru kenangan akan perjamuan Tuhan ini menjadi lebih sempurna, sebab di dalam ekaristi, ada kenangan “agape” – persaudaraan kasih antara umat beriman, ada kenangan korban salib dan kebangkitan Yesus Kristus dan ada kenangan imamat perjanjian baru.



Adhitz Ads