Daud adalah seorang gembala kawanan
domba. Sehari-hari hidupnya berada di padang gurun guna menjaga kawanan ternak,
milik keluarganya. Sebagai gembala ia tahu kapan ia harus membuka kandang domba
dan menghantarnya ke padang rumput yang hijau, kapan ia membimbing domba-domba
mendapatkan sumber air yang tenang. Ia juga tahu bagaimana ia membela
domba-dombanya dari serangan singa, harimau dan serigala. Pengetahuannya
sebagai gembala begitu mantap dan ia melakukan pekerjaan itu dengan baik.. Imannya
akan Allah tampaknya tak tergoyahkan. Ia selalu mengatakan kepada dirinya
sendiri: Aku tak akan goyah, sebab Allah
bersertaku. Karena imannya akan Allah demikian hidup, juga pengalaman
memimpin dan menjaga kawanan ternak sedemikian kaya, maka Allah mengangkat dia menjadi
raja Israel menggantikan Saul. Daud dalam kepepimpinannya sebagai gembala dan raja memang tak pernah gentar terhadap lawan-lawannya.
Dalam pewartaannya hari ini Kisah Para
Rasul menceritakan kesaksian Petrus tentang siapa itu Yesus Kristus, apa tujuan
kedatangan-Nya ke dunia ini dan mengapa Ia disalibkan. Ia juga bersaksi bahwa
Yesus yang sudah disalibkan itu telah bangkit dari antara orang mati sebab tidak
mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut, sebab dalam diri-Nya ada kekuatan dan
kuasa mujizat yang sangat besar, yang dikerjakan Allah atas hidup dan
karya-Nya. Saksi kebangkitan itu adalah dia sendiri serta para murid yang lain
dan beberapa wanita, termasuk kesaksian raja Daud, nenek moyang mereka yang
pernah berkata: “Aku senantiasa
memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab
itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam
dengan tenteram, sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati,
dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan” (bdk Kis 2:22-33) . Allah sendiri telah berjanji kepada
Daud bahwa salah seorang dari keturunannya akan duduk di atas tahtanya dan
memerintah umat-Nya. karenanya Daud selalu berkata kepada diri-Nya sendiri
bahwa Aku tak akan goyah !
Kesaksian Petrus dalam Kisah Para Rasul
di atas diteguhkan oleh kesaksian dua murid yang berjumpa dengan Yesus dalam
perjalanan ke Emaus. Selagi keduanya berdiskusi tentang apa yang terjadi selama
sepekan terakhir ini di Yerusalem, Yesus datang berjalan bersama dengan mereka,
tetapi tak satu pun dari antara mereka yang mengenal Dia. Dalam perjalanan itu Yesus
bertanya tentang thema diskusi mereka. Lalu keduanya berterus terang
mengungkapkan kerinduan umat Israel atas Yesus. Setelah mendengar itu Yesus
mencela kedegilan hati mereka karena tidak sanggup melihat apa tujuan
kedatangan Yesus ke dunia dan mengapa Ia disalibkan. Mereka mendengar penjelasan
itu dengan saksama tanpa mengenal siapa Dia. Setelah pemecahan roti, mereka
mengenal-Nya tetapi Yesus langsung hilang. Kesaksian dua murid ini meneguhkan
hati para murid yang lain bahwa Yesus sungguh-sungguh telah bangkit (bdk Luk
24:13-35).
Dalam suratnya kemudian Petrus menjelaskan
bahwa Yesus wafat di salib untuk menebus dosa manusia sebab Allah tidak mau
menebus kita dengan barang fana, juga bukan dengan perak dan emas melainkan
dengan darah-Nya sendiri, darah yang tak bernoda dan tak bercacat supaya kita
semua beroleh keselamatan abadi (1 Petr 1:17-21). Dengan penjelasan-penjelasan
ini kita tahu sekarang: siapa itu Yesus, apa maksud kedatangan-Nya, mengapa Ia
disalibkan dan mengapa Ia bangkit dari antara orang mati.
Jika kita semua percaya akan kebenaran
ini maka seperti Daud kita dapat berkata kepada dunia ini: Aku tak akan goyah sebab Allah bersertaku ! Di sini saya juga ingin
bersaksi bahwa: Jika Yesus itu hidup dan telah memberi seluruh hidup-Nya untuk
menebus kita, maka untuk apa kita takut? Kita tidak boleh kalah terhadap
pelbagai ancaman yang menyerang kita. Allah kita adalah Allah yang hidup, yang
selalu menjaga kawanan-Nya dengan kasih yang tak berkesudahan !