Sifat sekaligus mungkin sebuah sikap yang buruk dari sebagian
orang-orang yang percaya kepada Tuhan adalah takut, kurang yakin akan peran
Tuhan dalam hidup, mudah putus asa dan karenanya tidak mengobarkan harapan
untuk hidup dalam kemenangan. Alasannya, karena tidak melihat Tuhan, doa tidak
didengarkan atau memang karena kurang berdoa. Ini sama dengan sikap rasul
Thomas ketika belum berjumpa dengan Yesus sesudah kebangkitan-Nya.
Pesta kebangkitan Tuhan Yesus dari alam maut hari ini,
jika dilihat dari kaca mata iman adalah sebuah pesta kemenangan atas dosa dan
maut yang menghancurkan hidup dan karya-karya baik manusia selagi hidup di
dunia ini. Saat bangkit, Ia menggulingkan pintu kubur yang sudah disegel
kuat-kuat itu dan Ia keluar dari dalamnya dalam cahaya kemuliaan Allah (Yoh
20:1-9). Melihat cahaya itu para serdadu lari pontang panting dan melaporkan
semua keadaan itu kepada para tua-tua dan tokoh-tokoh agama Yahudi. Saat
mendengar cerita itu mereka ikut terheran-heran, tetapi kemudian menyusun
cerita bohong bahwa Yesus dicuri para murid-Nya sendiri.
Wafat dan kebangkitan Yesus dari alam maut telah dirancangkan
Allah sendiri. Ia seperti biji gandum yang ditanam ke dalam tanah, yang
tampaknya harus seperti mati dahulu lalu tumbuh lagi dan menghasilkan buah
berlimpah. Jalan ini bukan jalan kekalahan Tuhan atas perlawanan manusia yang
menolak-Nya, melainkan jalan penebusan yang harus dilewati-Nya untuk
memenangkan hidup manusia atas dosa yang mematikan itu lalu memulai suatu hidup
yang baru, hidup dalam harapan akan kemenangan. Menghadapi dosa, kejahatan,
penderitaan dan semua situasi buruk di dunia ini tidak dengan mental kalah,
takut dan cepat putus asa, tetapi dengan mental “harus bangkit kembali” atau “mental
penuh harapan akan kemenangan”. Kita yang sudah mengakui dan menerima
Yesus, sebagai Tuhan dan Juru Selamat, melalui sakramen-sakramen yang telah
kita terima, sesungguhnya telah menerima meterai kemenangan dari Allah agar mau
hidup dan bekerja dalam iman untuk mencapai kemenangan-kemenangan. Menang dalam
iman akan Allah, menang dalam pendidikan, kesehatan, politik, menang dalam
meningkatkan kehidupan ekonomi, dan semua segi hidup yang bisa menyelamatkan.
Dengan kata lain, agar kita mampu mengalahkan semua bentuk kejahatan manusia
lama.
Yakin akan kebangkitan dan kemenangan Yesus Kristus
ini, St. Paulus dalam bacaan kedua hari ini mengajak umat Kolose dengan
menulis: carilah perkara yang di atas di mana Kristus berada. Artinya: pikirkan
yang kudus, yang mulia, yang menyenangkan, yang memberi harapan akan
kemenangan; pikirkan tentang kemurahan, kerahiman dan belaskasih Allah yang
melampaui segala sesuatu. Tuhan kita hidup dan menyertai kita dengan inspirasi
pertobatan dan kemenangan-Nya (bdk Kol 3:1-4).
Kotbah Petrus dalam bacaan pertama (Kis 10:34a.27-43) menceritakan
kesaksian-Nya tentang perjumpaan dengan Tuhan Yesus yang sudah bangkit. Dia
meyakinkan jemaat bahwa dia dan para murid lain sudah bertemu dengan Yesus dan
makan minum bersama dengan-Nya. Dia wafat dan bangkit untuk kemenangan manusia,
maka demi kemenangan itu manusia harus bertobat, menerima pembaptisan dan mau
hidup dalam sikap hidup yang baru: hidup untuk kemenangan !