Suatu
kebahagiaan yang tak tertandingi dalam hidup beriman, ketika kita menerima dan mengakui
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Sebab dengan penerimaan dan
pengakuan itu melalui sakramen baptis, Yesus langsung menetap dalam jiwa raga kita
dan hidup selamanya di situ hingga kita masuk ke dalam kerajaan-Nya. Dengan
demikian cocok kalau kita disebur orang Kristen. Orang yang menjadi tempat diam
Yesus Kristus, orang yang menjadi milik Kristus, hidup bersama Kristus,
berjalan dan bekerja bersama Kristus, mati di dalam Kristus dan akan hidup
selamanya bersama Dia dalam Kerajaan-Nya. Kebahagiaan ini akan terus terasa dalam
perjalanan hidup kita, jika hubungan ini dipelihara melalui ketaatan untuk senantiasa
hidup di bawah kendali Roh Tuhan sendiri, yakni Roh Kudus. Luar biasa. Hemat saya,
tiada kebahagiaan yang lebih besar di atas kebenaran ini, selain dari pada kita
menjadi milik Kristus dan kita hidup bersama-Nya. Karena itu para kudus
berkata: kalau kita sudah memiliki Kristus, kita telah memiliki segalanya !
Dalam
pengajaran tentang pokok anggur hari ini, Yesus sendiri mengatakan: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam
kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia
tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu
tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab
di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yoh 15:4-5). Penegasan Yesus
“Aku tinggal di dalam kamu” adalah sebuah konsekwensi logis dari penerimaan dan
pengakuan kita akan Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Namun konsekwensi logis
tidak sera merta menjadi jaminan seumur hidup, hal itu harus dipelihara melalui
jalinan relasi seperti ranting anggur dengan pokoknya, supaya hidup kita
senantiasa berbuahkan kebaikan-kebaikan yang diminta Tuhan dari setiap
pengikut-Nya. Kalau relasi itu tidak dipelihara dengan baik, setia dan tekun,
resikonya jelas, kita tak dapat berbuat apa-apa.
Paulus
dan Barnabas adalah rasul-rasul yang bertugas mewartakan kabar gembira kepada
bangsa-bangsa lain. Di tempat di mana keduanya bekerja ada begitu banyak bangsa
asing yang diterima menjadi pengikut Yesus Kristus. Mereka dibaptis dan
menerima Roh Kudus. Keduanya sangat bergembira karena Roh Tuhan sungguh-sungguh
hadir dan berkarya di dalam orang-orang asing ini, sama seperti kepada bangsa
Yahudi yang sudah lebih dahulu percaya. Ketika relasi dengan Tuhan dibangun
terus menerus oleh pelayanan keduanya, maka jumlah umat makin bertambah. Karena
itu keduanya tak pernah ragu akan kebenaran janji-janji Yesus kepada mereka. Akan
tetapi sementara keduanya bekerja giat, muncul perdebatan yang dilakukan oleh
orang-orang Farisi yang sudah masuk Kristen tentang pandangan bahwa semua
bangsa asing yang diterima masuk Kristen wajib mengikuti hukum Yahudi, yaitu
disunat. Keduanya terpaksa kembali ke Yerusalem untuk bersidang (Kis 15:1-6)
Sunat
itu adat istiadat bangsa Israel sebagai tanda bahwa mereka adalah orang Yahudi,
bangsa Israel. Namun dalam perintah Yesus kepada para murid-Nya tidak termuat
hukum wajib sunat bila menjadi murid-Nya selain membaptis mereka dengan air
sambil mengucapkan: dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Akan tetapi di atas semua
kebenaran iman akan Dia dan adat istiadat itu, hubungan dengan Kristus harus
dipelihara dengan cara “tetap tinggal dalam Dia dan Dia dalam kita” melalui
peran serta kita untuk mengikuti pimpinan-Nya selama hayat masih dikandung
badan!