Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, Mei 17, 2017

AKU DI DALAM KAMU !



Suatu kebahagiaan yang tak tertandingi dalam hidup beriman, ketika kita menerima dan mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Sebab dengan penerimaan dan pengakuan itu melalui sakramen baptis, Yesus langsung menetap dalam jiwa raga kita dan hidup selamanya di situ hingga kita masuk ke dalam kerajaan-Nya. Dengan demikian cocok kalau kita disebur orang Kristen. Orang yang menjadi tempat diam Yesus Kristus, orang yang menjadi milik Kristus, hidup bersama Kristus, berjalan dan bekerja bersama Kristus, mati di dalam Kristus dan akan hidup selamanya bersama Dia dalam Kerajaan-Nya. Kebahagiaan ini akan terus terasa dalam perjalanan hidup kita, jika hubungan ini dipelihara melalui ketaatan untuk senantiasa hidup di bawah kendali Roh Tuhan sendiri, yakni Roh Kudus. Luar biasa. Hemat saya, tiada kebahagiaan yang lebih besar di atas kebenaran ini, selain dari pada kita menjadi milik Kristus dan kita hidup bersama-Nya. Karena itu para kudus berkata: kalau kita sudah memiliki Kristus, kita telah memiliki segalanya !  

Dalam pengajaran tentang pokok anggur hari ini, Yesus sendiri mengatakan: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yoh 15:4-5). Penegasan Yesus “Aku tinggal di dalam kamu” adalah sebuah konsekwensi logis dari penerimaan dan pengakuan kita akan Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Namun konsekwensi logis tidak sera merta menjadi jaminan seumur hidup, hal itu harus dipelihara melalui jalinan relasi seperti ranting anggur dengan pokoknya, supaya hidup kita senantiasa berbuahkan kebaikan-kebaikan yang diminta Tuhan dari setiap pengikut-Nya. Kalau relasi itu tidak dipelihara dengan baik, setia dan tekun, resikonya jelas, kita tak dapat berbuat apa-apa.

Paulus dan Barnabas adalah rasul-rasul yang bertugas mewartakan kabar gembira kepada bangsa-bangsa lain. Di tempat di mana keduanya bekerja ada begitu banyak bangsa asing yang diterima menjadi pengikut Yesus Kristus. Mereka dibaptis dan menerima Roh Kudus. Keduanya sangat bergembira karena Roh Tuhan sungguh-sungguh hadir dan berkarya di dalam orang-orang asing ini, sama seperti kepada bangsa Yahudi yang sudah lebih dahulu percaya. Ketika relasi dengan Tuhan dibangun terus menerus oleh pelayanan keduanya, maka jumlah umat makin bertambah. Karena itu keduanya tak pernah ragu akan kebenaran janji-janji Yesus kepada mereka. Akan tetapi sementara keduanya bekerja giat, muncul perdebatan yang dilakukan oleh orang-orang Farisi yang sudah masuk Kristen tentang pandangan bahwa semua bangsa asing yang diterima masuk Kristen wajib mengikuti hukum Yahudi, yaitu disunat. Keduanya terpaksa kembali ke Yerusalem untuk bersidang (Kis 15:1-6)

Sunat itu adat istiadat bangsa Israel sebagai tanda bahwa mereka adalah orang Yahudi, bangsa Israel. Namun dalam perintah Yesus kepada para murid-Nya tidak termuat hukum wajib sunat bila menjadi murid-Nya selain membaptis mereka dengan air sambil mengucapkan: dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Akan tetapi di atas semua kebenaran iman akan Dia dan adat istiadat itu, hubungan dengan Kristus harus dipelihara dengan cara “tetap tinggal dalam Dia dan Dia dalam kita” melalui peran serta kita untuk mengikuti pimpinan-Nya selama hayat masih dikandung badan!    

Adhitz Ads