Hanya orang yang tidak beriman, yang
mengatakan bahwa mereka ada di dunia ini
karena turunan dari orangtuanya, bukan karena Tuhan. Mereka itu kita beri nama “orang-orang
atheis” – orang yang tidak percaya kepada Tuhan. Segala kebenaran yang kita
percaya tentang Tuhan dan segala ciptaan-Nya tak ada dalam kamus pikiran dan
hati mereka. Karena mereka hanya hidup
menurut naluri pikiran dan hatinya saja. Mereka menolak Allah.
Ketika Paulus berkeliling di kota Athena
(Kis 17:15.22-18.1), ia menemukan sebuah mezbah penyembahan yang tertulis: “Bagi Allah yang tak dikenal”. Dari
tulisan itu kita berkesimpulan bahwa orang Athena bukan suku bangsa yang
atheis. Mereka percaya akan Allah, hanya mereka tidak memgenal nama-Nya.
Tulisan itu menjadi pokok pengajaran Paulus kepada mereka semua. Ia mengajar
tentang siapa nama Pencipta langit dan bumi serta segala isinya hingga Yesus
Kristus dan karya-karyaNya sampai kepada kebangkitan-Nya dari antara orang
mati. Dalam pengajaran itu Paulus menggarisbawahi lagi pandangan para nenek
moyang mereka dalam perjanjian lama yang mengatakan: “Di dalam Allah ini kita hidup, di dalam Allah juga kita bergerak dan
ada”. Allah yang membuat manusia itu ada, hidup, bergerak dan bekerja
menggapai cita-cita tinggi dan meneruskan karya-karya Tuhan untuk semakin
menyempurnakannya. Di sini karunia pengenalan akan Allah menjadi penting supaya
setiap orang mengerti tentang Allah, dalam rencana dan karya-Nya, sekaligus
mengerti tentang manusia dan apa tujuan hidupnya. Bagi para murid, termasuk
Paulus dan Silas, segala rencana Allah telah disempurnakan dalam Yesus, maka di
dalam Yesus Kristus hidup kita diperkaya dan disempurnakan. Di dalam Yesus ada
jaminan hidup abadi, di dalam Yesus keberadaan, kerja dan pergerakan hidup kita
dimenangkan dan tujuan hidup kita menjadi pasti.
Semua kebenaran yang diajarkan para
rasul ini adalah kebenaran yang diajarkan Roh Kudus, Roh Kebenaran, yang diutus
oleh Bapa dan Putera. Dalam wejangan-Nya pada perjamuan akhir Yesus bersabda: “Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran,
Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan
berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya
itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang
akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa
yang diterima-Nya dari pada-Ku” (bdk Yoh 16:12-15). Dalam hal ini
pengajaran para rasul tak mungkin sesat, sebab Roh Kebenaran sendiri yang
mengatakan semuanya itu kepada mereka. Roh Kebenaran ini datang dari Allah dan
Ia mengajar apa yang didengarnya dari Allah. Ia selalu menuntun kita untuk
mengenal Allah secara lebih dekat dan intim agar kita semakin mencintai-Nya,
memuji dan menyembah-Nya dalam kebenaran.
Jika kita mengenal Allah dengan lebih
baik setiap hari dan menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran maka “tak ada
sesuatu pun yang perlu kita takuti dalam hidup ini”. Dalam Dia kita hidup,
bergerak dan ada. Kita selalu berada dalam perhatian dan pemeliharaan-Nya sejak
terbentuk dalam kandungan ibu, lahir hidup dan bekerja hingga kita kembali
kepada-Nya. Amin.