Pertumbuhan umat Gereja Perdana
sepertinya tak terbendung lagi. Perkembangan yang sedemikian cepat semakin
mencemaskan hati para pemimpin Yahudi yang memang sejak awal telah menunjukkan
penolakan mereka. Namun karena takut pada rakyat banyak mereka enggan melakukan
perlawanan dengan cara yang keras, terutama mereka tidak mampu berargumentasi
dengan para murid Yesus.
Salah satu kejadian yang diceritakan Kisah
Rasul hari ini yaitu orang-orang Yahudi dari
jemaat Libertini dan dari Kilikia tidak mampu mengalahkan hikmat Stefanus,
sebab Stefanus dipenuhi oleh Roh Kudus. Akhirnya orang-orang ini melakukan
kekerasan fisik, menyergap Stefanus dan menghantarnya kepada Mahkamah Agama, lalu
menyuruh beberapa orang untuk mengajukan saksi-saksi palsu agar mereka mendapat
alasan untuk merajamnya (Kis 6:8-15) Cara preman ini juga dilakukan oleh
Mahkamah Agama dalam pengadilan Yesus.
Berbicara tentang karunia perkataan hikmat
secara singkat dapat diuraikan demikian: ini adalah karunia yang paling penting
yang diberikan Roh Kudus kepada manusia. Dengan karunia ini seseorang dapat
memberikan jawaban yang sangat tepat terhadap sebuah pertanyaan yang rumit,
atau juga dapat memberikan penjelasan yang mengagumkan atas firman Tuhan;
karunia yang diberikan Roh Kudus kepada seseorang untuk menyelesaikan suatu
perkara yang berat. Menurut St. Paulus: karunia ini berasal dari surge yang
dapat menyatakan segala perkara yang tidak pernah dilihat oleh mata dan
didengar oleh telinga yakni segala rahasia yang dalam (1 Kor 2:1-16).
Kata-kata hikmat Yesus dalam
pengajaran-Nya membuat orang-orang Yahudi berbondong-bondong mengikuti-Nya
karena mereka senang mendengarkannya, terutama kalau Dia bersoal jawab dengan
orang Farisi dan Saduki. Sesudah perbanyakan roti itu mereka mencari Dia sekali
lagi karena ingin mendengar semua pengajaran-Nya. Meskipun Yesus agak keras
mengeritik usaha pencaharian diri-Nya oleh orang banyak itu tetapi tetap saja
orang-orang itu ingin mendengarkan-Nya (Yoh 6:22-29).
Kata-kata hikmat dapat diberikan kepada
siapa saja yang ingin mendapatkannya namun melalui usaha seperti: bertekun
dalam doa, membaca firman-Nya dan mempelajarinya. Stefanus menguasai seluruh
perjanjian lama dan karena itu ia mampu bersoal jawab dengan orang-orang yang
memusuhinya.