Banyak
orang menjadi sukses di dunia ini tidak lain disebabkan oleh dua kekuatan penting
ini: punya semangat yang tinggi dan bertekun. Ada seorang kaya di negeri ini,
kini memiliki lebih dari 50 perusahaan, pernah syering tentanga pengalaman
keluarganya demikian: “Orangtua kami
ketika kami masih kecil, memulai usahanya dengan membuat “home industry” –
membuat sabun dan mie. Setiap hari ayah dan ibu bertekun dalam dua kegiatan ini
dengan penuh semangat dan bertekun. Mereka bangun pagi-pagi sekali, berdoa
bersama lalu melakukan pekerjaannya sepanjang hari, memasarkannya ke
rumah-rumah tetangga kemudian ke pasar umum. Pada malam hari mereka bekerja
hingga pukul 23.00, berdoa lalu istirahat. Dengan rutinitas yang sama tapi dengan
semangat yang tinggi mereka mengajarkan kami anak-anaknya untuk selalu bersemangat
dan bertekun. Setelah kami dewasa dan sudah belajar pelbagai ilmu ekonomi dan
bisa membangun perusahaan dengan modal simpanan orangtua dan pinjaman bank,
kami mengembangkan “home industry” ke perusahaan sabun dan mie. Dua perusahaan
ini maju karena tetap mempertahankan semangat dan bertekun. Dua nasihat
orangtua kami sangat membekas dalam hati, dan hal ini merupakan kekuatan yang
luar biasa menolong kami ketika kami mengalami banyak tantangan dalam usaha
kami”.
Misi
awal dari Paulus dan Barnabas, adalah wilayah Antiokhia, Pisidia, Listra, Derbe
dan sekitarnya. Orang-orang di wilayah ini terdiri dari orang-orang Yahudi dan
non Yahudi. Setelah kedua rasul ini penuh semangat dan bertekun dalam misi
pewartaan kabar gembira, banyak orang dibaptis dan menjadi pengikut Yesus
Kristus. Kisah rasul hari ini menceritakan bahwa, ketika jumlah pengikut
Kristus itu semakin bertambah banyak bangkitlah fanatisme dari golongan yahudi
yakni dari tokoh-tokoh tertentu . Mereka menghasut rakyat untuk menolak dan
merajam Paulus dengan batu. Akhirnya Paulus dan Barnabas pindah ke wilayah lain
dan di tempat-tempat itu mereka membaptis banyak orang dan jumlahnya semakin
meningkat. Setelah itu mereka kembali ke Ikonium, Listra dan Antiokhia, mengangkat
penatua-penatua lalu menasihati mereka untuk tetap bersemangat dan bertekun dalam
iman dan keyakinan yang telah mereka terima. Tantangan itu biasa dan
penderitaan itu adalah jalan kepada keselamatan (bdk Kis 14:19-28). Tiada kemajuan
dan peningkatan dalam pelbagai usaha tanpa tantangan dan kesulitan. Namun semangat
ilahi dan ketekunan dalam diri kita merupakan kekuatan yang dapat mengatasi
semuanya.
Tuhan
Yesus bersabda: “Jangan gelisah dan
gentar hatimu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu dan Damai sejahtera-Ku, Kuberikan
kepadamu. Aku pergi kepada Bapa tetapi Aku akan datang lagi. Dunia ini tidak
berkuasa sedikit pun atas diri-Ku” (bdk Yoh 14:27-31a). Di sudut manapun
kita hidup di dunia tak mungkin tanpa gangguan dan ancaman, tantangan dan
godaan. Semua itu ada untuk kebaikan kita, sebab kehadiran dari situasi buruk
itu akan membantu kita untuk bersemangat serta bertekun, lalu mengandalkan
penyelesaiannya, bukan saja oleh kekuatan kita sendiri tetapi terutana oleh
kekuatan Allah.
Bertekun
adalah sebuah sikap hati untuk berpegang teguh pada prinsip yang sudah tertanam
dalam jiwa karena budaya, niat baik, keyakinan iman, ilmu pengetahuan, guna
mencapai cita-cita tinggi dalam hidup. Bertekun dapat mengatasi semua kendala
yang dijumpai dalam hidup dan karya sebesar apa pun tantangannya. Seorang yang
bertekun dalam hidup adalah seorang yang memiliki kekuatan dalam pengharapan
akan hari esok yang selalu lebih baik. Paulus, Barnabas, atau siapa pun di
dunia ini akan mencapai hari esok yang lebih baik jika selalu punya semangat
yang tinggi dan bertekun dalam perjuangannya. Bagi mereka tak ada yang
mustahil.