Ada banyak sikap dan tindakan manusia
yang dengan jelas-jelas menentang Roh Kudus. Misalnya mereka murtad dan
menghujat kebenaran dalam Kitab Suci dan warisan-warisan suci dalam Gereja; mereka
membenarkan ajaran agamanya sendiri dan mengolok-olok agama orang lain; mereka
yang mencap para pengikut Yesus Kristus sebagai orang kafir serta menolak semua
kebaikan yang dikerjakan Tuhan Yesus bagi hidup manusia. Mereka yang dalam hidupnya
mengandalkan sihir, kuasa-kuasa gelap serta menyusahkan hidup sesamanya; mereka
yang memutarbalikkan kebenaran Kristus dan menghujat kekudusan Roh Kristus. St.
Markus dan St. Lukas dalam injilnya masing-masing mengutip ucapan Tuhan Yesus
yang berkata: barangsiapa menghujat (menentang) Roh Kudus, dosanya tak dapat diampuni (Mrk
3:29; Luk 12:10). Resiko dari hidup tanpa pengampunan dari Tuhan tentu
sangatlah berat.
Stefanus dalam Kisah Para Rasul hari
ini, di hadapan pengadilan agama Yahudi, dengan keras menuduh para pemimpin
Yahudi sebagai orang-orang yang menentang Roh Kudus, sebab para pemimpin ini
sangat tegar hati dan menolak semua kebenaran Kitab Suci yang berbicara tentang
Mesias yang terpenuhi dalam Yesus Kristus. Pengakuan para rasul akan Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat justru diajarkan oleh Roh Kudus. Semua
nubuat dalam Perjanjian Lama tentang Yesus justru sudah terwujud dalam Yesus,
tetapi mereka masih menutup mata dan telinganya terhadap kebenaran itu. Tuduhan
Stefanus itu sangat menyinggung perasaan mereka lalu mereka merajamnya dengan
batu dan Stefanus meninggal (Kis 7:51-8:1a). Stefanus mengatakan kebenaran
tetapi mereka menolak dan membunuhnya. Tindakan ini sama dengan menentang Roh
Kudus.
Orang-orang Kapernaum telah melihat
banyak tanda dan mujizat yang dikerjakan Yesus. Mujizat terakhir adalah mujizat
perbanyakan roti dan mereka telah makan roti itu. Dalam hubungan dengan itu Yesus
mengingatkan mereka kembali tentang roti di padang gurun pada zaman Musa. Roti pada
masa itu bukan disiapkan Musa tetapi disediakan Allah sendiri. Kini Ia
menyediakan roti, namun sesungguhnya Ia sendiri menjadi roti kehidupan itu dan barangsiapa
makan roti itu tidak akan lapar lagi (Yoh 6:30-35). Semua kebenaran ini dikerjakan oleh kuasa Roh
Kudus dan itu terjadi pada perjamuan terakhir dan terwaris secara turun temurun
dalam sakramen ekaristi. Dalam ekaristi kita makan minum tubuh dan darah-Nya,
sebagai makanan surgawi yang disediakan oleh-Nya.
Roh Kudus mengerjakan mujizat-mujizat
Allah melalui Yesus Kristus, Roh Kudus melanjutkan pekerjaan itu melalui para
rasul dan seluruh umat Allah yang telah dibentuk-Nya, sejak Gereja perdana
hingga saat ini bahkan sampai selamanya. Semua kebenaran yang diajarkan Gereja
melalui para kudus dan para Bapa Gereja diajarkan oleh Roh Kudus. Barangsiapa
menyangkal semua kebenaran ini, secara tidak langsung ia menentang pekerjaan
suci Roh Kudus itu. Jika kita ingin mencapai kekudusan hidup ini serta mau tinggal
dalam Kerajaan-Nya, imani semua ajaran ini dengan tekun dan setia, dan lakukan kehendak
Tuhan dengan sukacita, sebab tidak mungkin Roh Kudus menyesatkan kita. Amin