Sukar untuk dimengerti, mengapa Tuhan
sering memanggil orang-orang jahat menjadi alat pilihan untuk memajukan
Kerajaan-Nya. Jawaban-Nya, itu adalah misteri Allah. Mungkin itulah wujud
cinta-Nya yang tak terbatas. Dia ingin mengatakan kepada dunia, semua orang
dikasihi-Nya agar selamat. Tuhan pasti tahu bahwa orang itu berbuat dosa atau
jatuh dalam kejahatan karena dia tidak tahu apa yang dilakukannya. Maka Dia
memanggil orang bersangkutan menjadi alat pilihan-Nya agar orang ini berbalik
dari jalan yang salah dan selamat.
Saulus adalah seorang ahli Taurat sebab ia
telah belajar Kitab Suci perjanjian lama. Aturan Taurat Musa sangat dia junjung
tinggi. Agama baru yang diwartakan para murid Yesus, menurut para ahli Taurat
bertentangan dengan tradisi Yahudi, dinilai sebagai ajaran sesat, karena itu
Saulus sebagai ahli Taurat merasa berhak untuk menghentikan perkembangan jemaat
baru ini, agar tidak menyesatkan banyak orang. Dengan surat kuasa yang
diterimanya dari Imam Agung di Yerusalem ia berangkat menuju Damysik guna
menangkap para pengikut agama baru yang sudah tersebar di kota itu. Akan tetapi
di tengah jalan ia ditangkap Yesus, melalui sebuah penglihatan. Ia terjatuh ke
tanah dan mendengar suara panggilan bahwa Yesus memerlukannya. Setelah dibaptis
oleh Ananias barulah dia tahu bahwa Yesus memilihnya untuk menjadi rasul bagi
bangsa-bangsa. Sesudah penglihatannya pulih ia bersaksi bahwa Yesus adalah
Tuhan, Anak Allah, Sang Juru Selamat (bdk Kis 9:1-20). Tuhan Yesus tidak melihat
dosa Saulus, tetapi melihat potensinya yang hebat. Saulus pandai berbicara,
memiliki pengetahuan dasar Kitab Suci, khususnya Taurat dan kitab para nabi, mengerti
tentang rencana keselamatan Allah melalui bangsa Israel. Dengan bantuan Roh
Kudus ia menyesali segala perbuatannya dan mulai mewartakan nama Yesus. Saulus
menjadi alat pilihan Tuhan.
Sebagai alat pilihan Tuhan, hari ini St.
Yohanes meneruskan pengajaran Yesus tentang tubuh dan darah-Nya sebagai bekal
surgawi yang menyelamatkan. Orang-orang Kapernaum menolak pengajaran ini dengan
mengatakan “bagaimana mungkin kita makan daging dan minum darah-Nya”. Mereka
tidak paham akan maksud Yesus. Mereka menolak ajaran-Nya (Yoh 6:52-59). Tetapi kemudian
setelah kebangkitan-Nya mereka semua mengerti akan arti dari pengajaran Yesus
ini, berkat kesaksian para rasul Yesus. Para rasul tahu melalui ibadat
perjamuan akhir Yesus telah mengesahkan materi “roti dan anggur” menjadi “tubuh
dan darah-Nya”. Peristiwa ini dikukuhkan Gereja menjadi sakramen ekaristi. Dalam
sakramen ekaristi roti dan anggur diubah menjadi tubuh dan darah Kristus oleh
orang-orang pilihan Allah sendiri: Paus, uskup dan para imam.
Mungkin kita tahu dari antara
orang-orang pilihan ini, menurut penilaian manusia, mereka itu tidak layak
menjadi orang pilihan Allah yang khusus. Kalau demikian maka tak seorang pun
dari antara manusia yang layak untuk itu. Semua manusia adalah orang berdosa. Di
akhir renungan ini saya hanya mengingatkan akan sabda Yesus ini: “Bukan kamu yang memilih tetapi Akulah yang
memilih kamu”. Tujuan pilihan itu kita tahu, agar orang itu diselamatkan
dan melalui pelayanannya orang lain juga diselamatkan ! Amin