Percaya adalah modal terbesar yang
menjamin terjalinnya hubungan baik serta akrab antar manusia dengan Tuhannya
dan antar manusia dengan manusia lainnya. Tanpa saling percaya antar sesama tak
mungkin ada kemauan untuk bekerja sama, tak mungkin ada keinginan saling
menolong dan tak mungkin juga tumbuh harapan untuk berbuat baik, serta tak
mungkin timbul rasa cinta untuk berbagi dll. Percaya adalah modal terbaik untuk
menjalin hubungan akrab dan cinta kepada Tuhan, sebab karena percaya kepada-Nya
manusia bisa memuji dan menyembah-Nya, karena percaya manusia selalu menaruh
harapan pada pertolongan-Nya, karena percaya manusia berusaha menjalankan
perintah-Nya dengan taat dan penuh cinta. Percaya adalah dasar untuk menghidupkan
segala potensi yang baik untuk memuliakan Tuhan dan berbuat baik kepada sesama,,,,,
Dalam bacaan pertama hari ini rasul
Filipus berjumpa dengan seorang sida-sida dari Etiopia. Sida-sida ini sedang dalam
perjalanan pulang dari beribadah di Yerusalem dan di atas keretanya ia membaca Kitab
nabi Yesaya yang bernubuat tentang Anak Domba yang dibawa ke pembantaian.....(Kis
8:26-40). Teks itu adalah sebuah nubuat mengenai Yesus Kristus. Rasul Filipus
menerangkan tentang teks ini kepadanya dan ia mengerti lalu ia minta dibaptis. Filipus
membaptisnya karena ia percaya. Sesudah dibaptis ia pulang ke rumahnya dengan
sangat bersukacita. Percaya dan berharap pada Tuhan yang disertai sukacita
adalah efek perjumpaan manusia dengan Tuhannya. Efek seperti inilah yang
mendorong manusia untuk bermisi tentang Dia dalam hidupnya setiap hari. Para rasul
percaya akan Yesus yang bangkit, mereka juga percaya akan kuasa Roh Kudus yang
mereka terima pada hari Pentakosta. Efek percaya itulah yang membuat mereka tak
henti-hentinya menceritakan kabar gembira tentang Yesus Kristus kemana saja.
St. Yohanes Rasul menulis tentang
pengajaran Yesus mengenai diri-Nya menjadi “roti hidup”. “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai
hidup yang kekal. Akulah roti hidup”. (bdk Yoh 6:44-51). Syarat untuk
menerima pengajaran-Nya dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Dia sebagai roti
hidup tidak lain adalah percaya. Pada saat kita hendak dibaptis kita pun diminta
untuk mengungkapkan iman kita dalam doa yang biasa disebut “CREDO” – Aku percaya
! Percaya, kata Tuhan, bukan saja memberi kegembiraan dan penghiburan ketika
mewartakan nama-Nya tetapi memberi kita hidup kekal. Kita bersyukur bahwa yang
mengajarkan kebenaran ini kepada kita bukanlah manusia biasa tetapi Dia yang
datang dari surga. “Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat
Bapa” – Yesus datang dari surga, Dia telah melihat Bapa, Dia juga membawa misi
Bapa-Nya, untuk keselamatan segenap umat manusia. Yang percaya diselamatkan dan
yang tidak percaya akan dihukum.
Kalau ada di antara kita menolak untuk
percaya itu kebebasannya, kalau ada orang yang murtad itu juga kebebasannya,
kalau ada orang yang menghina-Nya itu juga kebebasannya, kalau ada orang
berbuat jahat kepada semua orang yang percaya kepadanya itu juga kebebasannya. Namun
jangan lupa Tuhan punya hukum dan manusia juga punya hukum, akan tetapi bila
ada tidak bisa mencapai hidup kekal, itu
urusan Dia yang memiliki hukum yang tak dapat diintervensi oleh siapa pun. Yang
sudah percaya, jagalah saja asa imanmu kepada-Nya......yang tidak percaya dan
menolak-Nya, biarkan mereka dengan kebebasannya, sebab pada saatnya mereka akan
menerima apa yang mereka pilih dan perbuat !