Benda yang kita namakan beban menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebuah barang yang berat, kalau dipikul atau
dijunjung ia membutuhkan energi yang cukup atau tenaga yang kuat. Bila kata “beban”
ini dipakai sebagai kiasan, itu berarti suatu tanggung jawab atau kewajiban
yang berat yang ditanggungkan kepada seseorang atau kelompok tertentu untuk
dikerjakan, dijaga atau diselesaikan. Ditinjau dari kiasan ini maka dalam hidup
harian kita ada banyak beban yang ditanggungkan kepada setiap orang untuk
dikerjakan dengan penuh tanggung jawab hingga selesai. Tanggung jawab, hukum,
tugas, pekerjaan, ujian, skripsi, anak banyak dll seringkali terasa sebagai
beban bila hal-hal itu sangat berat untuk dikerjakan, dijaga atau diselesaikan.
Thema sidang konsili pertama di
Yerusalem tentang: Kewajiban Sunat bagi orang Kristen dari golongan bukan
Yahudi. Setelah para penatua dan para rasul berdiskusi banyak tentang pandangan
itu, mereka bersepakat untuk membatalkan aturan itu, karena hal itu akan
membebani semua bangsa lain yang ingin masuk Kristen. Hasil keputusan itu
mereka tulis dalam surat kepada jemaat di Asia kecil (Pisidia, Antiokhia,
Derbe, Listra ddl) dengan mengatakan: “Kami
telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang
tertulis ini juga kepada kamu. Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan
kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang
perlu ini” (bdk Kis 15:22-31). Keputusan ini sungguh menyenangkan jemaat
baru binaan Paulus dan Barnabas, sebab mereka bebas dari beban yang tidak
perlu. Kristus sendiri tidak menuntut sunat Yahudi sebagai tanda untuk menjadi
pengikut-Nya selain menerima pembaptisan dalam Bapa, Putera dan Roh Kudus. Sunat
itu tuntutan yang berhubungan dengan adat istiadat Yahudi dan kesehatan
reproduksi, bukan iman.
Dalam pengajaran-Nya kepada para murid
hari ini, Yesus mengulas tentang KASIH. “Kasihilah seorang akan yang lain. Tidak
ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya
untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang
Kuperintahkan kepadamu” (bdk Yoh 15:12-17). Pegangan utama menjadi pengikut
Kristus adalah melakukan segala perintah-Nya atas dasar kasih kepada-Nya, bukan
atas dasar ketakutan dan paksaan. Kalau takut dan terpaksa perintah itu menjadi
beban yang berat, tetapi kalau dilakukan dengan kasih maka seseorang akan
menjalankan perintah itu dengan sukacita karena ia tahu tujuan jangka pendek
dan tujuan akhirnya yakni keselamatan sekarang dan abadi.
Mungkin kita sendiri sering memberi
beban yang tidak perlu kepada sesama di sekitar kita, yang membuat mereka
merasa tersiksa baik secara pribadi maupun secara umum dalam keluarganya,
kelompok masyarakat dst? Jawaban ada pada diri kita masing-masing.