Banyak kali tertulis dalam Injil, Yesus
Kristus menyebut Allah sebagai Bapa-Nya. Doa Bapa Kami yang diajarkan-Nya
kepada para rasul dengan jelas mengatakan sapaan Allah sebagai Bapa. Ia
berkata: “kalau kamu berdoa, berdoalah demikian: “Bapa kami yang ada di surga.....dst”.
Sapaan awal doa ini, Allah disebut Bapa. Hal ini ingin menjelaskan kepada kita
tentang hubungan-Nya dengan Allah bukan sebagai Allah, yang mahakuasa,
mahaagung, mahamulia, yang jauh dan sulit didekati tetapi Allah yang dekat,
akrab, mahabaik, mahamurah serta pengasih dan penyayang.
Tentang Bapa yang akrab dan dekat ini,
di dalam wejangan Yesus hari ini dikatakan bahwa Bapa itu ada di dalam Dia,
satu tak terpisahkan, sehingga Yesus tunduk kepada kehendak Bapa-Nya dan Bapa
juga secara sempurna bekerja di dalam diri-Nya. Di sini kita ingat komentar
Nikodemus dalam pertemuan empat mata dengan Yesus: "Rabi, kami tahu, bahwa
Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang
dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya” (Yoh 3:2). Semua yang dilakukan oleh
Yesus bukan oleh kuasa-Nya semata, melainkan oleh kuasa roh Allah yang bekerja
di dalam diri-Nya. Atas dasar keyakinan ini, Yesus hari ini meminta kita untuk
berdoa kepada Bapa-Nya dalam nama-Nya. Yesus bersabda: “dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya,
supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku
dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." (Yoh 14:13-14).
Pernyataan ini tentu bukan rekayasa
penulis Injil, melainkan sebuah kebenaran yang didengarnya sendiri dari mulut
Tuhan Yesus. Kemudian dia menulis janji ini untuk kita supaya kita percaya dan
menagih janji itu melalui Dia. Yesus memberi jaminan bahwa setiap permohonan
yang disampaikan melalui Dia kepada Bapa-Nya akan Dia kerjakan untuk kita,
sebab Dia adalah jalan, kebenaran dan hidup; hanya melalui Dialah orang sampai
kepada Bapa.
Semua kebenaran yang ditulis dalam Injil
adalah kebenaran yang tak dapat disangkal lagi, sebab para murid itu
memberitakan kabar gembira ini bukan karena melanjutkan cerita orang lain
tetapi apa yang mereka saksikan sendiri. Mereka hidup bersama Yesus, melihat
semua pekerjaan-Nya dan menjadi saksi penyaliban dan kebangkitan-Nya. Walaupun
rasul Paulus sendiri bukan saksi mata seperti rasul yang lain namun ia melihat
Yesus, dalam sebuah penampakan, ketika ia berkuda menuju Damsyik (bdk 1 Kor 15:1-8).
Bapa di dalam Aku, adalah sebuah
kebenaran. Kebenaran ini telah nyata di dalam diri mereka yang percaya, sejak
zaman para rasul dalam Gereja perdana. Tuhan Yesus telah melakukan segalanya,
ketika orang meminta kepada Bapa di dalam nama-Nya. Yang perlu kita lakukan
sekarang adalah percaya kepada-Nya ! Amin.