Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Sabtu, Mei 20, 2017

TOLONGLAH KAMI !

Gempa dan tsunami Aceh, 26 Desember 2004, menelan ratusan ribu jiwa secara serentak. Gempa yang berkekuatan 9,1 skala Richter itu menimbulkan gelombang tsunami besar dan tanpa ampun mengobrak abrik apa saja yang dijumpai di hadapannya. Air laut mengalir deras menyapu bersih semua pepohonan, bangunan, manusia dan segala harta bendanya dan menguburkan semuanya dalam sekejap mata. Teriakan permintaan tolong mereka yang terhanyut air bah itu hilang bersama gemuruhnya air laut. Penduduk bumi ini bak tersentak dari tidurnya memandang semua kejadian itu melalui siaran TV. Menyaksikan bencana besar ini, diminta atau tidak diminta banyak bangsa di dunia mengulurkan tangannya untuk memberi bantuan kemanusiaan. Semua saluran TV membuka rekening bank dan posko bantuan dan menyalurkannya ke Aceh. Tangisan saudara/i di Aceh saat itu mengikis kesadaran terdalam setiap insan di seluruh dunia untuk mengulurkan tangannya memberi bantuan materil, sambil berdoa: "Tuhan, selamatkanlah mereka  yang meninggal dan hiburlah mereka yang kehilangan keluarga dan seluruh harta bendanya!"

Bacaan pertama hari ini bukan bercerita tentang derita fisik dan batin akibat bencana alam di Makedonia. Mereka mengalami bencana rohani, haus akan kehadiran dan pertolongan Tuhan. Bencana ini menyelimuti Paulus melalui gambaran penglihatan saat mereka tiba di Troas. Dalam visiunnya Paulus menyaksikan seorang Makedonia datang kepadanya dan berkata: "Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!"(Kis 16:9). Setelah menyaksikan visiun itu Paulus dan Silas mencari kesempatan mengunjungi Makedonia guna membantu mereka secara rohani. Sebelumnya tidak ditulis dalam Kisah Rasul tentang latarbelakang orang-orang di sana, tentang agamanya, penduduknya dll. Paulus hanya yakin bahwa penglihatan itu memberi mereka gambaran tentang adanya kebutuhan yang mendesak dari saudara-saudari yang ada di situ. Mungkin mereka mengalami bencana rohani yang berhubungan dengan hal-hal yang menakutkan, menggelisahkan atau hal-hal lain yang berhubungan dengan kejatuhan moral, atau juga hal-hal yang berhubungan dengan kekafiran dst. Singkat cerita, mereka memerlukan bantuan rohani. Karena itu pergilah Paulus dan Silas ke sana mewartakan Injil. Sebuah warta yang membebaskan mereka dari bencana rohani yang menyerang pikiran dan jiwa.

Namun pada zaman ini perbuatan menolong yang diberikan dengan niat tulus bukan tanpa resiko. Bagi orang-orang yang tidak tahu berterima kasih, pertolongan selalu dipandang dengan perasaan curiga, termasuk di negeri ini. Mereka sering menilai bantuan dari sudut pandang SARA. Jika sudut pandang ini sudah merasuki hati mereka dengan mudah mereka marah dan benci lalu menolak bantuan itu. Atas dasar pengalaman-pengalaman seperti ini, yang juga terjadi pada zaman Yesus, Ia pun berpesan kepada para murid-Nya: "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena namaKu, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.(Yoh 15:18,21).

Pesan ini sangat tepat dan Yesus mengatakan hal ini secara terbuka agar kita jangan berkecil hati dan takut. Segala perbuatan baik selalu ada nilai baik tetapi juga selalu ada tantangannya. Namun jika Anda memiliki niat baik untuk berbuat baik lakukan saja kebaikan itu. Bila perbuatan baik Anda tidak diterima bukan karena Anda buruk atau jahat, tetapi karena hati mereka yang menerima belum mampu melihat cahaya Tuhan di balik kebaikan itu. Amin

Adhitz Ads