Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Selasa, September 26, 2017

SEMUA BERSAUDARA !

Untuk menunjukkan toleransi hidup sebagai orang beriman, sebuah masjid di Emirat Arab yang semula bernama Sheikh Mohammad Zayed diganti namanya menjadi Masjid Mary Mother of Jesus atau “Maryam Umm Isa” – Maria Bunda Yesus. Masjid ini berada di ibu kota Emirat Arab, Abu Dhabi. Pergantian nama masjid ini dilansir Arab News, 15 Juni 2017, atas perintah Putra Mahkota Sheikh Mohammad bin Zayed Al-Nahyan. Perintah ini diyakini untuk menghormati untuk menghormati warga Arab yang beragama Kristen dan kini menjadi simbol harmonis kehidupan antar umat beragama di negara tersebut. Pergantian nama itu diterima dengan antusias baik oleh umat Muslim maupun umat Kristen.

Cerita di atas mengingatkan kita akan raja Darius, bupati Persia yang memberi perintah kepada rakyatnya agar tidak boleh menghalangi pembangunan kembali kenisah Yerusalem (Ezr 6:7-8.12b.14-20). Bupati ini melanjutkan perintah raja Koresh yang menyuruh warga Israel di pembuangan agar kembali membangun kenisahnya. Setelah segala pekerjaan renovasinya selesai maka umat Israel pun merayakan Paskah, mensyukuri selesainya pekerjaan itu sekaligus mengulangi kembali peringatan nenek moyang mereka keluar dari Mesir pada zaman Musa. Baik Raja Koresh maupun bupati Darius adalah para pejabat Persia, suku bangsa asing yang menjajah mereka, Namun para pejabat ini sungguh menunjukkan semangat toleransi yang luar biasa, membiarkan bangsa Israel menikmati kembali kebebasan mereka untuk beribadat kepada Yahwe dengan merenovasi kenisah yang rusak akibat peperangan. Kedua pejabat ini menunjukkan kasih Allah dengan berbuat baik, menghargai hak-hak azasi manusia untuk menghormati Tuhannya. Mereka tidak melihat orang Israel sebagai orang-orang tawanan tetapi sebagai saudara yang perlu dihargai hak-haknya untuk mewujudkan imannya kepada Tuhan dengan beribadat di tempat yang layak.

Kita semua adalah saudara. Pernyataan ini digarisbawahi oleh Tuhan Yesus dalam sabda-Nya hari ini. Ketika orang mengatakan kepadanya tentang ibunya dan saudara-saudaranya juga hadir dalam pertemuan di saat Ia sedang mengajar, Yesus langsung mengatakan: ibu-Ku dan saudara-Ku adalah mereka yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya. Ia mengajarkan kepada kita hari ini tentang persaudaraabn rohani, persaudaraan yang lebih luas dari pada persaudaraan genetik – keturunan darah. Persaudaraan karena garis keturunan darah itu penting, namun yang lebih penting lagi adalah persaudaraan rohani yakni kumpulan mereka yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya (Luk 8:19-21).

Setiap hari kita membaca dan mendengarkan sabda Tuhan, namun apakah sabda itu dihayati dan dilaksanakan sesuai kehendak Tuhan sendiri? Jawabannya tergantung pada praktek hidup kita masing-masing. Apakah kita sungguh-sungguh hidup sebagai saudara terhadap satu sama lain? Raja Koresh dan bupati Darius telah melakukan kehendak Tuhan dengan baik. Putra Mahkota Uni Emirat Arab juga demikian. Mereka itu adalah tokoh-tokoh pelopor toleransi antara agama. Apakah kita juga demikian?




Adhitz Ads