Pada zaman ini ada banyak arsitek bangunan yang sangat
pandai membuat gambar bangunan (rumah, kantor, perusahaan, dll) sesuai dengan
struktur tanah di mana bangunan itu akan dibangun. Mereka lebih dahulu meninjau
lokasi, melihat keadaan tanah, lalu menggambar rumahnya sambil dengan teliti
membuat perhitungan-perhitungan seperti: berapa dalam pondasi bangunan, berapa
banyak batu, pasir, semen, beton dengan pelbagai ukurannya yang dibutuhkan
untuk kepentingan pondasi itu dst hingga detail-detail lainnya. Para arsitek tersebut
menggambar dan menghitung detailnya sedemikian rupa sehingga bangunan itu bisa
berdiri kokoh – kuat, tidak mudah roboh bila diterjang angin, banjir dan gempa
bumi. Kita semua menginginkan rumah – bangunan kita kokoh.
Tuhan Yesus adalah arsitek ulung. Dia menasihati para
pendengar-Nya dengan perumpamaan tentang membangun rumah di atas pasir ataukah
di atas batu karang. Bila dibangun di atas pasir itu ibarat orang yang mendengar
sabda-Nya tetapi tidak melakukannya. Imannya mudah goyah, rapuh. Cepat atau
lambat prahara godaan akan datang dan semua itu akan menghancurkan hidupnya. Bila dibangun di atas batu karang itu ibarat
seorang yang mendengarkan sabda dan melakukannya. Iman orang itu akan bertumbuh
kokoh dan kuat, hidupnya tidak mudah dipengaruhi oleh godaan manapun sekuat
apapun godaan itu (bdk Luk 6:43-49).
Di dunia ini ada banyak hal jahat yang membuat manusia
mudah terjerumus ke dalam dosa. Oleh karena itu setiap orang hendaknya
membangun benteng kehidupannya masing-masing, bukan hanya mendengarkan sabda Tuhan
tetapi terutama melaksanakan sabda itu dalam kehidupannya dengan percaya, taat dan
setia. Sabda Tuhan itu adalah sabda kehidupan, ia bisa menjadi terang untuk
menuntun manusia agar tahu membedakan yang baik dari yang buruk; sabda itu bisa
menjadi jalan agar setiap orang percaya bisa mengikuti jalan itu sehingga
sampai pada tujuannya; sabda itu bisa menjadi garam yang menyenangkan untuk
menghibur setiap orang yang susah dan menderita; sabda itu bisa menjadi sumber
pengharapan bagi setiap orang ragu, bimbang dan mudah putus asa; sabda itu bisa
menjadi api yang mengobarkan semangat untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan
baikya; sabda itu bisa menjadi madu yang membuat kita kuat dan tahan uji, dst.
Siapakah sabda itu sesungguhnya? Sabda itu telah menjelma
menjadi manusia, yaitu Yesus sendiri. Seperti Yesus sendiri yang hidup-Nya
taat, setia pada tugas perutusan-Nya oleh Bapa demi keselamatan kita, maka kita
sebagai murid-Nya hendaknya juga setia mendengarkan Dia dan taat melaksanakan perintah-Nya sehingga kita menjadi orang yang
kuat bagaikan sebuah rumah yang berdiri di atas batu karang yang teguh. Yesus
datang dari surga untuk menyelamatkan manusia dari cengkeraman dosa. Oleh-Nya
hidup kita dimuliakan, begitu kata St. Paulus dalam suratnya kepada Timoteus
hari ini (bdk 1 Tim 1:15-17).
Tugas Anda dan saya hari ini adalah mendengarkan Dia
dalam sabda-Nya dan melaksanakannya. Dengan itu kita sudah mendirikan rumah
kehidupan yang kokoh!