Tuan
Bill memiliki perusahaan meubeler, menyediakan segala jenis barang yang
berhubungan dengan perabot-perabot rumah tangga seperti: lemari, meja, kursi,
sofa dll. Ia memiliki banyak karyawan yang bekerja di perusahaannya. Sejak Tuan
Bill mengalami pembaharuan dalam hidupnya, pertobatan dari kebiasaan berjudi,
usai mengikuti retret hidup baru dalam Roh, ia mendorong semua karyawannya agar
berdoa bersama-sama dan mendengarkan sabda Tuhan sebelum mereka mulai bekerja
dan juga saat menutup kerja setiap hari. Dalam keluarganya ia melakukan hal
yang sama, ia merasa seperti ada gairah baru untuk bekerja giat dan memberi
perhatian kepada karyawannya dengan baik. Sekali sebulan dia mengundang imam
untuk merayakan ekaristi di perusahaannya. Karyawannya yang berjumlah kurang
lebih 90-an orang merasa senang dan terpacu untuk melakukan hal yang sama dalam
keluarga mereka masing karena tertarik dengan cara hidup Tuan Bill.
Dalam
syeringnya kepada karyawannya ia selalu mengulangi kesaksiannya tentang
kebiasaan hidup lama yang tidak harmonis dalam keluarganya, akibat dari tidak
melepas kebiasaan berjudi. Namun pada suatu saat istrinya memaksa dia untuk
mengikuti retret itu dengan ancaman kalau Bill tidak mau ikut maka ia akan
minta cerai secara sipil dan pergi meninggalkan Bill dengan dua orang anaknya.
Bill takut pada ancaman itu, lalu ia mengikuti ajakan istrinya dan ternyata
Tuhan menyelamatkannya. Bill bertobat dan mulai menata hidup baru dalam keluarganya
dan juga dalam perusahaannya. Ia mau hidup sepadan sesuai panggilan hidup
kristiani.
Oleh
masyarakat Yahudi Matius dicap sebagai pendosa karena pekerjaannya sebagai pemungut
cukai. Ia dituduh sebagai koruptor karena mungkin meminta pajak – memungut bea
barang lebih dari ketentuan. Ia sadar bahwa cara kerja demikian tidak sepadan
dengan panggilan hidupnya sebagai pegawai yang berintegritas. Saat yang tepat
baginya untuk berubah ketika Yesus datang makan di rumahnya bersama dengan para
pendosa yang lain (Mat 9:9-13). Sentuhan kasih Allah dalam hubungan kedekatan ini sungguh
menyentuh batinnya yang terdalam dan kemudian ia meninggalkan pekerjaannya dan
menjadi murid Yesus bahkan menjadi penulis Injil yang hebat. Sebagai rasul ia
telah memberi dirinya Tuhan dan berusaha hidup sesuai panggilan itu.
Kata
Paulus, bila kita mau hidup sepadan dengan kehendak Allah maka hal-hal ini yang
harus dihayati dan terwujud nyata dalam hidup: memelihara persatuan Roh dalam
semangat kerendahan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran yang bersumber pada kasih
dan damai dari Tuhan sendiri (bdk Ef 4:1-7.22-13). Rasul Matius adalah seorang
mantan pemungut cukai. Hidupnya dibaharui oleh panggilan Tuhan Yesus menjadi
murid-Nya. Ia bertobat dan belajar pada Tuhan Yesus setiap hari seperti para
rasul lainnya. Ia menyimak setiap kata dan tindakan Yesus. Oleh kuasa Roh Kudus
yang diterima pada hari Pentakosta, ia pun turut berkobar hatinya untuk menjadi
saksi-Nya dan mewartakan Injil. Pada akhirnya ia menulis kesaksian tentang
Tuhannya dalam Injil dan kini Injilnya menjadi salah satu sumber dari segala
sumber kebenaran tentang Tuhan Yesus, Mesias dan Juru Selamat.
Isi
kabar gembira yang diwartakan Matius mendorong kita untuk percaya pada Allah
yang telah merencanakan keselamatan manusia melalui bangsa terpilih dan semua
itu terwujud sempurna dalam diri Yesus Kristus. Tuhan Yesus menghendaki kita
semua agar hidup sepadan dengan kehendak Allah. Amin