Presiden Soekarno terkenal dengan pidatonya yang
berapi-api dan mampu menggerakkan seluruh rakyat negeri ini agar bersatu
memperjuangkan kemerdekaannya hingga terwujud pada 17 Agustus 1945. Pidatonya yang
berapi-api itu terasa penuh kuasa sehingga mampu membakar semangat perjuangan,
mengobarkan harapan akan kemenangan, menguatkan semangat persatuan rakyat dan mengangkat
bambu runcing serta senjata melawan penjajah.
Kita tidak tahu apakah pengajaran Yesus
juga berapi-api dan penuh semangat. Penjinjil Lukas hanya mencatat “perkataan-Nya
penuh kuasa” dan semua orang takjub mendengarnya. Perkataan-Nya semakin terasa
penuh kuasa ketika Ia menghardik setan keluar dari diri seseorang yang berada
dalam kenisah dan sempat mengganggu suasana pengajaran-Nya. Sesudah itu banyak
orang memberi kesan “Alangkah hebatnya perkataan ini, Ia memberi perintah
kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar!” (Luk 4:31-37). Kewibawaan Yesus adalah kewibawaan yang
berasal dari kuasa Roh Allah yang bekerja di dalam Dia sejak Ia dikandung dalam
kandungan Bunda Maria, ibunya. Adanya penyertaan kuasa Roh Allah itulah yang
membuat setan-setan bertekuk lutut, tak berkutik dan meninggalkan orang yang
dirasuki itu. Kewibawaan Ilahi pada Yesus dipengaruhi juga oleh penyertaan
semua karunia Roh Kudus yang mengurapi-Nya sehingga Ia tahu sedalam-dalamnya
lubuk hati Allah serta kehendak-Nya yang bisa dan akan bekerja di dalam diri
setiap orang yang membutuhkan pertolongan-Nya.
Bagi St. Paulus kewibawaan Kristus
menjadi semakin nyata ketika karya-Nya berpuncak di salib dan kebangkitan-Nya
dari antara orang mati. Oleh karena itu setiap perkataan-Nya adalah perkataan
hidup yang kekal. Dalam hubungan dengan kewibawaan itu maka setiap orang perlu
mengikuti semua saran dan nasihat dari Tuhan sendiri, terutama segala hal yang
berhubungan dengan kedatangan hari Tuhan. Sebab jika kita lengah dalam hidup
ini “hari itu akan datang seperti pencuri” yang akan membinasakan setiap orang
tanpa kecuali. Kita hidup dalam Kristus, hidup untuk kemenangan dan
keselamatan. Maka kewajiban kita dalam hidup bersama ini adalah saling
menasihati dan membina (1 Tes 5:1-6.9-11).
Ada banyak roh yang berkuasa di bumi
ini. Tiap-tiap roh menggerakkan setiap orang sesuai dengan tujuan pekerjaannya.
Maka hal pertama yang harus kita lihat dalam hubungan dengan hal ini adalah
perlunya memohon rahmat untuk melakukan “discernment yang kuat”. Kalau berasal
dari Roh Kudus maka Roh itu akan menggerakkan kita menikmati kegembiraan demi mencapai
keselamatan. Kata-katanya penuh wibawa tetapi tujuannya keselamatan. Kalau berasal
dari roh jahat maka roh itu akan menggerakkan kita menuju kebinasaan, tak ada damai
dan sukacita selain pertengkaran dan perselisihan, iri hati dan cemburu serta
kejahatan lainnya.
Apa yang dilakukan
Yesus, semuanya berasal dari Allah, karena Dia adalah Anak Allah, memiliki
kekayaan karunia-karunia Allah. Jika kita ingin memiliki perkataan yang penuh
kuasa dan mampu memotivasi orang lain untuk sembuh, bertumbuh dalam iman, harap
dan kasih serta kebajikan lainnya, maka kita perlu hidup di bawah bimbingan Roh
Allah sendiri !