Ada banyak belenggu yang mendera hidup
manusia. Belenggu-belenggu ini kita sebut saja seperti misalnya: belenggu dosa,
sakit dan penderitaannya, belenggu kebodohan, kekafiran, kemiskinan,
pertengkaran, peperangan, permusuhan, perceraian, penjara, sihir dsb. Jika anak-anak
manusia hidup dalam belenggu-belenggu seperti ini, maka ia tak pernah menikmati
kedamaian dan kebahagiaan dalam hidupnya. Tujuan kebahagiaan yang disediakan
Allah tak pernah bisa dicapai. Hidup terasa mubazir atau tak berguna. Citra Allah
yang mulia menjadi tidak mulia, harapan menjadi ahli waris tidak dirasakan. Akan
tetapi Allah tidak menghendaki anak-anakNya menjadi insan yang terbelenggu. Ia
mau kita hidup dalam kemerdekaan di bawah pimpinan dan pemeliharaan-Nya.
Guna mewujudkan kerinduan yang telah
dirancangkan-Nya, Ia mengutus Yesus Kristus. Oleh kuasa Roh Ilahi di dalam
diri-Nya, Yesus datang untuk membebaskan setiap orang dari belenggu hidup yang
menyusahkan. Sabda-Nya: "Roh Tuhan
ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik
kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan
pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta,
untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat
Tuhan telah datang." (Luk 4:18-19). Penyakit rohani dan jasmani itu
membuat hidup kita terpenjara. Tuhan datang untuk membebaskan kita dari
pelbagai bentuk penjara itu karena tujuan kedatangan-Nya tidak lain dari pada usaha
PEMBEBASAN ! Pembebasan ini sungguh nyata ketika DIA menyerahkan hidup-Nya rela
menderita dan wafat di kayu salib. Ia menjadi korban PENDAMAIAN antara Allah
dan manusia. Pintu pembebasan telah terbuka bagi siapa saja yang ingin
melewatinya. Dia sendirilah pintu itu.
Kata St. Paulus semua orang yang
meninggal dalam nama-Nya akan masuk ke pintu yang telah terbuka itu. Karena itu
tidak ada alasan sedikit pun bagi kita untuk bersedih hati, jika ada di antara
saudara-saudari kita yang meninggal dalam nama-Nya. Dia sendiri telah
menyediakan bagi tempat yang layak dalam Kerajaan-Nya. Di sana kita boleh
memandang DIA dari muka selama-lamanya (1 Tes 4:13-17a). Yang terpenting dalam hidup sementara
ini kita berusaha hidup di bawah kuasa dan bimbingan Roh Kudus-Nya sehingga
hidup terpelihara dalam rahmat yang membuat kita selalu layak di hadapan-Nya.
Jikalau kita jatuh ke dalam dosa akibat kelemahan yang tak teratasi, datanglah
saja pada-Nya, akuilah segala kelemahan yang telah dilakukan dan mohonlah
pengampunan dari pada-Nya. Dia akan berkata: “Pergilah jangan berbuat dosa lagi”.
Jika Tuhan telah memberi waktu untuk
pembebasan itu, maka luangkanlah waktu untuk membebaskan diri dari belenggu-belenggu
itu supaya kita boleh menjadi anak-anak Tuhan yang merasakan kemerdekaan sejati.
Carilah kemerdekaan itu maka engkau akan mendapatkannya, sebab Tuhan siap
memerdekakanmu !