Ketika Menteri Perikanan, Ibu Susi
Pudjiastuti, dari Kabinet Kerja Jokowi, menerapkan aturan memberantas perahu
dan kapal para pencuri ikan, mendadak laut Indonesia yang dulunya kekurangan
ikan kini menjadi kaya akan ikan; kita sendiri bisa menangkap banyak ikan dan mengekspor
banyak ikan ke luar negeri. Hasilnya luar biasa, Kementerian ini mampu memberi
kontribusi besar terhadap keuangan Negara hingga ratusan triliunan rupiah. Perahu
dan kapal-kapal kita penuh ikan, tangkapan nelayan sendiri. Menteri Susi pada
saat pengangkatannya menjadi Menteri Negara diremehkan banyak orang ternyata
memiliki nyali yang besar untuk membangun negeri ini menjadi makmur dari sektor
kelautan dan perikanan.
Petrus tak pernah menyangka orang gunung
dari Nasareth itu lebih ahli dari padanya. Ia hanya tahu bahwa orang bernama
Yesus itu berasal dari Nasareth, pandai mengajar, pembuat mujizat sehingga
banyak sekali orang yang mengikuti Dia ke mana-mana. Dalam pikirannya ia
menduga Yesus tidak tahu menangkap ikan, juga tidak tahu keadaan banyak
tidaknya ikan di danau itu. Namun ia juga heran ketika selesai mengajar “orang
gunung ini” tiba- tiba memintanya untuk membuang pukat lebih jauh ke dalam. Mulanya
ia berkeberatan sebab sepanjang malam sebelumnya mereka gagal menangkap ikan. Tetapi
akhirnya Petrus taat juga, lalu membuang pukat ke tempat yang agak dalam sesuai
perintah-Nya. Tak lama kemudian mereka menangkap banyak sekali ikan hingga dua
perahu mereka penuh dengan ikan (Luk 5:1-11).
Pengalaman yang mengesankan ini membuat
Petrus bukan hanya terkagum-kagum tetapi menyesali kembali sikap keberatannya
terhadap Yesus. Yesus pun memanfaatkan kesempatan ini untuk memanggil Petrus,
Yakobus dan Yohanes menjadi murid-Nya. Mereka meninggalkan pekerjaan nelayan
dan mengikuti Yesus kemana saja hingga akhir hidup mereka, bahkan ketiganya
menjadi rasul yang sering mengikuti Yesus dan menyaksikan pengalaman Tabor. Penjala
ikan telah menjadi penjala manusia karena Yesus. Pengalaman menangkap ikan
secara ajaib telah mengubah mereka menjadi penjala manusia, rasul utama dan soko
guru Gereja.
St. Paulus sendiri memiliki pengalaman
serupa. Dari seorang penentang ajaran Yesus menjadi rasul utama bagi bangsa-bangsa.
Kepada jemaat Kolose (Kol 1:9-14) ia bersaksi: bahwa doa-doanya akan membuat
jemaat itu menjadi layak di hadapan Tuhan dan mereka bisa mengambil bagian
dalam apa yang ditentukan bagi para kudus di dalam Kerajaan Terang karena
Yesus. Ya, semuanya karena Yesus.
Ya, karena Yesus, Petrus, Yakobus dan
Yohanes menangkap banyak ikan, rejeki mereka berlimpah, namun mereka tidak
terikat pada rejeki itu. Mereka melepaskan rejekinya dan menjadi rasul Yesus
yang setia sampai mati. Demikian pun Paulus dan jemaat Kolose. Anda dan saya
menjadi seperti ini karena Yesus. Kita bersyukur karena oleh Dia kita
diselamatkan dari kuasa kegelapan dan dipindahkan ke dalam Kerajaan-Nya. Dalam
kerajaan-Nya kita memiliki jaminan berlimpah-limpah, kita kaya dengan rahmat
yang membuat kita mampu membangun hidup kita menjadi lebih baik.