Sudah
menjadi sebuah semangat pastoral, ketika bekerja di paroki juga di lembaga
pendidikan imam, perhatian pertama saya ditujukan ke rumah Tuhan. Kalau keadaan
gedung Gereja atau kapelnya kurang bersih – bangunannya tidak terawat karena
usianya sudah uzur, maka hal pertama yang saya lakukan adalah membersihkannya
atau merenovasinya agar kelihatan pantas menjadi rumah doa, tempat kita menghormati
kehadiran Tuhan. Gereja dan kapel dikonsekrir sebagai rumah Tuhan, tempat
perjumpaan antara Tuhan dan umat-Nya. Sebagai rumah Tuhan, gereja dan kapel
harus menjadi tempat yang pantas dan bersih sehingga kita boleh menikmati
suasana perjumpaan yang menyenangkan dan membahagiakan. Demikian juga jika di
rumah keluarga atau biara tersedia tempat doa, maka tempat itu haruslah bersih
dan pantas bagi Tuhan.
Hari
ini bacaan pertama (Ezr 1:1-6) menceritakan raja Persia, yang bernama Koresh
tergerak hatinya oleh kuasa Roh Tuhan untuk memperhatikan kenisah Yerusalem.
Kenisah itu telah banyak yang rusak dan menjadi kotor karena ditinggalkan
sekian lama oleh bangsa Israel yang ditawan di negerinya. Ia menyampaikan
pengumuman kepada orang-orang Israel di negerinya agar pulang ke Yerusalem
supaya memperbaiki kenisah Allah. Semua suku yang sudah ditetapkan Musa sebagai
penanggung jawab atas rumah Allah tergerak hatinya untuk pulang bersama semua
orang lain yang ingin pulang. Raja yang baik hati ini memberi perhatian kepada
kenisah Yerusalem karena Dia merasa bahwa kuasa yang diterimanya berasal Allah.
Maka sebagai tanda terima kasihnya kepada Allah, dia tergerak hatimya untuk memperhatikan
kenisah Allah di Yerusalem supaya bangsa Israel bisa beribadat dengan baik di
rumah Tuhannya. Gerakan hati rohani menandakan bahwa raja Koresh adalah orang
beriman kepada Allah. Dia juga ingin bersyukur atas kuasa besar yang
diterimanya dari Tuhan.
Orang
yang hidup dalam Tuhan menjadikan diri mereka sebagai kenisah Roh Kudus. Oleh kuasa
Roh Kudus hati mereka selalu berkobar untuk mewartakan kemuliaan Tuhan dalam
hidupnya. Kata Yesus, itu ibarat orang yang menyalakan pelita dan meletakkannya
di atas kaki dian. Melalui pewartaan mereka semua orang akan mengenal Tuhan,
mencari Tuhan dan ikut memuliakan nama-Nya juga. Mereka menjadikan dirinya
sebagai rumah Tuhan yang hidup, yang membuat setiap orang sanggup melihat Tuhan
di dalam diri dan pewartaan mereka setiap hari. Mungkin syair lagu berikut
cocok untuk dipakai sebagai sebuah doa kepada Tuhan agar kita bukan hanya
merenovasi hidup kita sebagai rumah doa yang baik bagi semua orang yang datang,
tetapi agar kita mau mendengar suara-Nya. “Ku
bawa hidupku sekarang ke tempat kudus-Mu Tuhan, di mezbah-Mu kuserahkan seluruh
hidupku. Penuhi hatiku sekarang, dengan urapan yang baru, agar aku lebih lagi
mndengar suara-Mu. Jadikam aku Tuhan rumah doa-Mu agar semua suku bangsa datang
menyembah-Mu.
Kecerdasan spiritual akar dari segala kecerdasan. Mengapa? Karena di saat kita berdoa, Tuhan memberikan kita segala karunia yang kita perlukan dalam hidup ini. Rumah doa yang baik membantu kita untuk dapat berdoa dengan baik.