Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, September 03, 2017

MENJADI PERSEMBAHAN YANG HIDUP !

Para imam, biarawan/wati adalah orang-orang yang telah mempersembahkan dirinya bagi Kerajaan Allah. Mereka hidup dan bekerja untuk memuliakan Tuhan dengan meninggalkan segala kesenangan duniawi melalui janji ketaatan, kemurnian dan kemiskinan kepada Allah dan kepada pimpinan mereka masing-masing. Cara hidup seperti ini, secara umum, boleh kita kategorikan sebagai persembahan yang hidup bagi Tuhan. Akan tetapi sesungguhnya cara hidup seperti ini bukan saja untuk para imam, biarawan/wati itu melainkan juga untuk semua orang percaya kepada Tuhan, bila mampu menjaga diri dalam ketaatan, kerendahan hati, dan kemurnian di hadapan Allah. dengan kata lain, bila mereka bisa hidup sesuai kehendak Allah, sehingga selalu pantas di hadapan-Nya.

Tuhan Yesus dalam ketaatan kepada kehendak Allah, Bapa-Nya, Ia rela menerima apa saja yang harus dikerjakan-Nya untuk keselamatan umat manusia. Penderitaan, penderaan, jalan salib, mendapat perlakuan yang tidak adil adalah kehendak Allah. Jalan ini harus diterima oleh-Nya untuk menunjukkan kepada manusia betapa Allah setia pada janji-Nya dan mencintai umat-Nya. Yesus tidak mau menghindar, meskipun Petrus mengatakan, “Engkau tidak boleh menerima jalan itu”! Bagi Yesus jalan ini adalah persembahan yang hidup dari-Nya untuk memuliakan nama Bapa-Nya dan menyelamatkan umat-Nya. Tujuan kedatangan-Nya hanya satu: KESELAMATAN MANUSIA DEMI KASIH BAPA!

Demi ketaatan kepada kehendak Allah, Yeremia harus menerima tugas sebagai nabi mengatakan guna mengingatkan umat Allah tentang dosa, ketidakadilan, penindasan yang terjadi. Meskipun Yeremia merasa diri tidak sanggup menerima tugas itu, tetapi kuasa Allah jauh lebih kuat dan Yeremia tidak dapat menghindarinya. Kuasa itu datang bagaikan api yang mengobarkan hatinya untuk melakukan tugas itu (Yer 20:7-9). Hidup ini bukan ada dengan sendirinya tetapi ada karena kehendak Allah. Karya dan pengabdian kita adalah tugas yang kita terima dari pada-Nya, sekecil apa pun keadaannya. Komitmen yang diminta Tuhan dari setiap anak manusia adalah setia dan taat untuk menjalankannya. 

Mengingat semua hal yang telah dikerjakan Yesus bagi dirinya dan segenap umat Allah, St. Paulus mengajak jemaat di Roma untuk hidup benar dan baik, berusaha menjaga diri bebas dari segala pengaruh dunia yang jahat ini dan hidup dalam semangat baru, yaitu menjadikan diri sebagai persembahan yang hidup bagi Tuhan. Sebab kita semua percaya Yesus Kristus hidup tanpa cela dan persembahan diri-Nya tanpa cacat (bdk Rom 12:1-2). Ia hidup sempurna dalam kasih. Persembahan diri seperti ini jauh lebih kuat dari semua kata-kata indah yang kita ucapkan dalam janji-janji kita.

Banyak orang telah berusaha menjadikan diri mereka sebagai persembahan yang hidup. Mereka hidup dalam ketaatan, kesetiaan, kemurnian cinta serta kerendahan hati dalam pengorbanan yang tulus kepada kehendak Allah. Mereka semua bisa bukan karena kekuatan dan kuasa mereka sendiri tetapi semata-mata karena taat dan setia.



       




Adhitz Ads