Aleks
seorang yang sudah gagal dalam mengembangkan usaha membuka kios menjual pakaian
dsb dan beberap kebutuhan pokok. Namun sesudah tiga tahun dia merasa barang
dagangannya semakin tidak laris dan perputaran uang amat tersendat akibat
banyaknya persaingan di desanya. Ia putus asa dan menutup kios dengan menjual
barang-barang sisa dengan potongan harga hingga 50%. Ia kembali ke usaha
pertanian karena memiliki tanah yang cukup luas. Dengan modal yang tersisa ia
menyewa traktor untuk membajak seluruh lahan yang sudah dia tinggalkan 3 tahun
terakhir.
Ia
memilih menanam lombok (cabe) sebanyak-banyaknya memenuhi lahan seluas 4 ha.Tahun
pertama hasilnya hanya 25%. Tahun kedua gagal hanya 5%. Tahun ketiga gagal
total. Namun ia berdoa begini: “Tuhan seandainya tahun depan saya gagal total
lagi, beri saya kesempatan setahun lagi sesudahnya. Jika tahun itu juga saya
gagal lagi, saya tidak tahu harus memilih jalan mana. Tetapi ampunilah saya
karena selama ini saya kurang bersyukur atas pemberianmu dalam hidup ini. Tahun
depan saya ingin memberi 10% dari hasil cabe saya untuk membangun kembali gua
Maria yang telah rusak di paroki kami. Itu niat saya untuk Bunda kami yang
sering kami lupakan dalam doa kami selama ini. Amin”. Doa ini ia ucapkan
semacam doa novena hariannya saja. Tahun ke empat, kelima dst….hasilnya selalu
mencapai lebih dari 100%. Ia bersyukur atas hasil itu dan tidak lupa memberi
10% dari hasil penjualan bersih dari cabenya untuk merenovasi gua Maria hingga
tuntas. Dalam waktu 10 tahun saja ia sudah bisa membangun rumah dan bisa membiayai
pendidikan anak-anaknya. makin lama tanahnya makin subur karena ia memulai
usahanya dengan memakai pupuk organik.
Hari
ini Tuhan Yesus mengajar banyak orang dengan perumpamaan tentang penabur (Luk 8:4-15). Benih
yang berhasil tumbuh dan berbuah banyak hanyalah pada tanah yang subur. Tanah lainnya
gagal. Perumpamaan ini mengajarkan mereka agar berusaha menata hati menjadi
tempat yang subur untuk hidupnya sabda Tuhan dan melaksanakan sabda itu demi
keselamatan diri sendiri dan semua orang lain. Hemat saya ada beberapa isi
penting dari Injil hari ini untuk kita:
a)
Jadikan hati kita
sebagai lahan yang subur bagi bertumbuhnya sabda Tuhan dalam hidup ini, sebab
tanpa sabda yang menuntun maka kita tidak pernah mengerti dan tahu tentang
kebenaran-kebenaran pokok dalam hubungan dengan Tuhan.
b)
Singkirkan semua
hambatan seperti tanah yang keras, batu dan semak duri yang bersarang dalam
hati kita dengan bertobat agar sabda itu sungguh menyelamatkan dan membuat
hidup jadi bahagia.
c)
Jangan pernah
berputus asa dalam kesukaran, tabur saja semua perbuatan baik, meskipun kita
ditolak atau disepelekan dalam pekerjaan kita.
d)
Semak duri, tanah
berbatu dan tanah keras jauh lebih ringan dari kuasa Tuhan yang mengubah hidup
kita.
Kalau
kita ingin bekerja, apapun bidang pekerjaan yang kita kerjakan, yakinlah bahwa
pekerjaan itu adalah pemberian Tuhan. Kerjakan semuanya dalam ketaatan kepada
Allah (bdk 1 Tim 6:13-16), sebab setiap pekerjaan, sekalipun itu kecil ia pasti memberi kontribusi
positip untuk menyempurnakan pekerjaan Tuhan sendiri. Kata taburkan saja bisa
kita ganti dengan kata “kerjakan” saja dengan penuh iman, setia dan taat pada
perintah-Nya tanpa cacat, sebab Tuhan tahu apa yang menjadi tugas Dia untuk kita sekarang
ini, hari ini dan di mana saja kita hidup dan bekerja.
Dalam hidupnya sebagai imam Padre Pio menabur segala berkat yang diterima dari Tuhan kepada siapa saja yang memohon doa-doanya. Meskipun ia sering mendapat perlakuan tidak adil dari sesama manusia, namun karunia stigmata dalam hidupya tetap saja melekat dan doa-doanya membuat banyak orang bertobat dan berbalik ke jalan yang benar.