Freddy, sejak sekolah dasar rajin sekali
membaca Kitab Suci. Ia senang membaca cerita tentang mujizat-mujizat yang
dikerjakan Tuhan Yesus. Kalau membaca tentang bagaimana Yesus mengusir setan,
dia menyimak cerita itu ke dalam hatinya sambil berkata: “Tuhan lebih kuat dari
setan, aku tidak akan takut padanya”. Suatu saat ketika berada pada jenjang
pendidikan SMA, dalam suatu kegiatan pendadaran THS mereka diuji untuk
bermeditasi di pekuburan umum yang dianggap angker oleh masyarakat.
Teman-temannya sangat takut dan menangis tetapi Freddy pergi ke pekuburan itu
dan bermeditasi 3 jam di situ sendirian. Dia duduk bermeditasi sambil mendoakan
keselamatan arwah orang bersangkutan serta semua mereka yang dimakamkan di
situ. Dia dinyatakan lulus oleh pelatihnya. Selesai ujian nasional ia melamar
masuk biara dan ingin menjadi imam. Motivasinya: aku harus mewartakan Injil
seperti Tuhan Yesus. Kemudian dia menjadi imam dan sering melakukan pelayanan
doa-doa bagi mereka yang menderita sakit.
Tuhan Yesus dalam Injil hari ini
melakukan banyak mujizat penyembuhan atas orang-orang sakit dan mengusir
setan-setan. Saking terkagum-kagumnya masyarakat Kapernaum saat menyaksikan
mujizat-mujizat itu, mereka ingin menahan Yesus agar lama-lama berada di situ.
Tetapi dengan tegas Ia mengatakan: Aku harus pergi mewartakan Injil di
kota-kota lain juga, sebab untuk itulah Aku diutus (bdk Luk 4:38-44). Kabar
gembira keselamatan harus diwartakan kepada semua orang di mana saja, sebab di
mana-mana orang membutuhkan keselamatan, kekuatan, penghiburan Ilahi, peneguhan
dan kesembuhan serta pembebasan dari pelbagai macam masalah kehidupan.
Santu Paulus memuji jemaat Kolose karena
mereka bertumbuh dalam iman akan Yesus Kristus. Injil itu harus berbuah dan
berkembang ke seluruh dunia dan jemaat Kolose termasuk salah satu kota di mana
berita keselamatan itu berbuah dan berkembang. Paulus telah mendengar banyak
pujian yang diceritakan dari jemaat itu. Pertumbuhan – perkembangan dan
buah-buah yang baik itulah yang diharapkan oleh para pewarta Injil dari jemaat
mereka (bdk Kol 1:1-8).
Dalam sebuah kesempatan rekoleksi, para
imam sekeuskupan berkumpul untuk mensyeringkan pengalaman pastoral mereka
masing-masing. Kesimpulan yang direfleksikan dari syering itu: mereka bergembira
ketika melihat bagaimana umat bertumbuh – berkembang dan berbuah dalam kasih
dan perbuatan baik. Gereja yang hidup adalah gereja yang selalu bergembira dan
berkobar-kobar menjadi saksi Kristus dalam semua lini kehidupannya. Orang sakit
disembuhkan, yang menderita dihibur, yang putus asa menemukan kekuatan baru,
yang ditindas dibela, yang miskin diperkaya. Semua orang mau hidup dalam
semangat saling berbagi!